"Kami aksi disini terkait dengan pungutan retribusi, pungutan yang dinilai mahal dan merugikan para sopir pete-pete. Kehadiran kendaraan online juga sangat merugikan para sopir angkutan umum khususnya dalam penghasilan," kata Jenderal Lapangan Aksi, Ahmad, ditemui di Kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (26/3/2019).
Para sopir angkot jenis pete-pete menilai mereka sangat dirugikan. Pasalnya, keadilan dinilai kerap kali tak didapatkan lantaran angkutan online tak dilakukan pungutan retribusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pantauan detikcom di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, sejumlah penumpang pete-pete diturunkan langsung oleh para sopir. Bahkan sebagian sopir angkot terlibat kericuhan dengan sopir lainnya yang tak terima dirazia.
"Jujur, Pak, saya kecewa. Dikasih turun jalan kaki dari Pasar Sentral tadi. Saya jalan kaki 200 meter tidak tau mau naik apalagi karena tidak ada pete-pete," kata Erni.
Aksi ini dimulai sejak pukul 12.00 Wita. Aksi ini digelar di kantor Gubernur Sulsel dan kantor DPRD Sulsel. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini