"Ya kemarin sudah baik, kalau lihat evaluasi kita kemarin dengan kita mulai melakukan pembatasan sampai 80 ribu (penumpang) masyarakat ternyata sudah baik, pengalaman antre sudah terjadi, tidak bawa makanan itu sudah terjadi kemarin, nah ini yang terus kita lihat," ucap William kepada wartawan di Halte TransJ Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (25/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
William menjelaskan alasan pengguna MRT pada 22-23 Maret 2019 membludak. Ternyata, banyak pengguna yang bolak-balik dan bertahan di dalam kereta.
"Antusiasme masyarakat baik sekali, kecuali catatan di 2 hari terakhir, itu kenapa di hari Jumat Sabtu itu sangat membludak karena lebih dari 80 ribu dan masyarakat yang memang waktu itu bukan bertransportasi. Kalau dia bertransportasi saja kan dia hanya naik dan turun, kalau ini kan dia bolak balik, dia tinggal di dalam kereta, jadi pada jam tertentu itu sangat membludak," kata William.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta menyayangkan sikap penumpang yang melanggar aturan seperti makan dan minum di area stasiun. Perilaku itu beberapa kali didapati selama masa uji coba sebelum peresmian.
"PT MRT Jakarta menyesalkan atas perilaku yang tidak seharusnya dilakukan di stasiun dan kereta, seperti makan dan minum di stasiun dan kereta, berdiri atau menginjak kursi kereta, bergelantungan di kereta yang teridentifikasi dari hasil evaluasi selama 2 hari terakhir (22-23 Maret 2019)," kata pihak PT MRT dalam keterangan tertulis yang diterima detkcom, Sabtu (23/3).
Tarif MRT Sekitar Rp 10.000, Anies: Hitungannya Per Stasiun (aik/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini