"Barang bukti yang diperoleh dari tas ransel DPO yang meninggal dunia yaitu sarung, sendal, rompi, sweater, bom lontong, senter kepala, bahan bom, sendok 2 buah, sarung tangan, handuk, sikat gigi, obat luka, alat kikir, buah-buahan sebagai bekal makan mereka, ada nangka, pisang rebus di kresek, ban dalam motor," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amunisi yang aktif 55 butir. Lalu ada yang tidak aktif. Ada juga senjata tajam jenis parang," ujar Dedi.
![]() |
Untuk diketahui, kontak senjata antara Satgas Tinombala dan enam anggota kelompok Ali Kalora terjadi di Pegunungan Salumarate, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Parigi Moutong (Parimo) pada Kamis (21/3).
Tiga dari enam DPO berhasil dilumpuhkan dalam kontak tembak. Identitas ketiga DPO adalah Andi Muhammad alias Abdullah alias Abdurrahman (22), Al Haji Kaliki alias Ibrohim dan Alqindi alias Muaz (sebelumnya ditulis Jaka Ramadhan).
Sebelumnya diberitakan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora terpisah di pegunungan. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, di mana kelompok pertama dipimpin Ali Kalora dan kelompok kedua, yang terlibat baku tembak, dipimpin seorang DPO bernama Qatar.
(aud/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini