"Kita tak pernah bisa mengatakan satu komando tegak lurus yang diharapkan bisa seluruh konstituen Partai Demokrat itu berada dalam satu pilihan yang sama," ucap AHY di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
AHY menyebut konstituen Partai Demokrat beragam. Perbedaan itu pun tidak menjadi suatu masalah berarti bagi AHY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu diyakini AHY tidak hanya terjadi di Partai Demokrat. Memang dalam survei Litbang Kompas, ada pula pemilih partai politik (parpol) lain yang tidak mendukung capres-cawapres yang diusung parpol pilihannya, seperti PAN.
"Itulah dinamika politik dan demokrasi kita. Justru kalau semuanya uniform, nggak seru begitu, he-he-he...," ucap AHY.
"Justru kami ingin menyampaikan Partai Demokrat ini memiliki double track strategy, strategi rel ganda, di mana kami ingin meyakinkan pileg Partai Demokrat berlangsung dengan sukses, meraih suara, dan jumlah kursi di DPR yang signifikan, sedangkan pilpres juga kami ingin sukseskan," kata AHY.
Survei Litbang Kompas sebelumnya menunjukkan 31,5 persen pemilih Partai Demokrat mendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan 66,3 persen mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sisanya, yaitu 2,2 persen, merahasiakan jawaban.
Saksikan juga video 'Selisih Survei Jokowi-Prabowo Menipis, Sandiaga: Alhamdulillah':
Ikuti perkembangan terbaru Pemilu 2019 hanya di detikPemilu. Klik di sini
(dhn/idh)