"Ini bentuk tanggung jawab kami, terlebih saudara-saudara kita menjadi korban, dan di antaranya keluarga Pak Zulfirmansyah adalah pihak yang harus kita segera fasilitasi bisa bertemu dengan Pak Zul sebagai salah satu korban dan juga putranya," ucap Senior Vice President ACT N Imam Akbari di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).
Imam berterima kasih kepada Duta Besar Selandia Baru Tantowi Yahya dan pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) atas respons yang cepat dan kolaborasi yang dilakukan. Mereka akan seminggu di Selandia Baru dan berencana membawa Zulfirmansyah pulang ke Padang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Syok Dengar Zulfirmansyah Tertembak
Di lokasi yang sama, turut hadir saudara kandung Zulfirmansyah. Salah satunya kakak kedua Zulfirmansyah, Yuli Erma. Yuli begitu kaget mendengar Zulfirmansyah bersama anaknya yang bernama Rois tertembak saat salat Jumat.
Yuli, yang tinggal di Tanjung Pinang, langsung ke Padang untuk memberi dukungan kepada bapak dan ibunya terkait peristiwa ini. Dia ingin kabar ini tak membuat bapaknya yang berusia 80 tahun dan ibunya yang berusia 73 tahun terguncang.
"Sesampai di Padang, kami kumpul sekeluarga bagaimana caranya tetap kami menyampaikan kepada Mama dan Ayah agar beliau menerima ini dengan tabah. Adik kami yang bungsu itu yang paling disayang. Bilang kepada Ayah, awalnya beliau menangis, terutama Mama, tidak bisa berhenti menangis sehari semalam, sambil salat. Hari ini beliau puasa supaya anaknya bisa segera sembuh. Setelah itu kami dapat berita ACT mau turun tangan," urainya.
Keluarga Zulfirmansyah pun berdoa bersama untuk kesembuhan Zulfirmansyah. Mereka berharap Zul bisa kembali pulih meskipun beberapa peluru masih bersarang di badan.
Yuli sudah dikabari istri Zulfirmansyah bahwa adiknya sudah melewati masa krisis. Dia berharap kepergiannya ke Christchurch bisa menambah semangat sang bungsu. Yuli juga diberi cerita situasi sesaat setelah terjadi penembakan.
"Rois juga bisa selamat. Jadi saat kejadian itu, Rois memekik 'wake up, Daddy! Wake up, Daddy! Allah bersama kita, kita harus kuat'. Anak yang baru berumur 2 tahun sanggup dia berkata seperti itu. Karena ayahnya berkata, 'diam, Nak, Allah bersama kita'. Dia mungkin tidak ingin anaknya histeris, takut penembak melihat anak ini masih hidup, nanti ditembak lagi. Langsung Rois ini merangkak ke dada ayahnya," tutur Yuli, yang sesekali menangis.
Yuli mengatakan keluarganya sudah menerima foto terakhir Zulfirmansyah. Sejak komunikasi tersebut, keluarga lebih tenang.
Diketahui, penembakan brutal tersebut terjadi pada Jumat (15/3). Sebanyak 50 orang meninggal dunia akibat penembakan di dua masjid di Kota Christchurch tersebut. (jbr/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini