Hasil survei elektabilitas tersebut dirilis oleh Litbang Kompas pada Rabu (20/3/2019) kemarin. Survei digelar pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden, yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia.
Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 49,2%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berada di angka 37,4%. Sedangkan responden yang masih merahasiakan pilihannya sebesar 13,4%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas raihan itu, Jokowi enggan pesimis. Semua hasil survei yang ada, kata Jokowi, akan jadi bahan evaluasi. Hasil survei tersebut juga menjadi pemicu semangat bekerja.
"Saya kira semua survei kita lihat sebagai bahan koreksi, sebagai bahan evaluasi untuk mendorong bekerja lebih baik lagi," kata Jokowi saat ditemui wartawan di Sekretariat DPD PDIP DKI Jakarta, Jl Tebet Raya, Jakarta Selatan, Rabu (20/3).
Jokowi mengatakan justru hasil survei yang baik bisa melemahkan. Hasil tersebut bisa membuat pihaknya terlena dengan raihan yang ada.
"Ya itu, justru kalau saya hasil yang baik justru bisa melemahkan kita, justru menjadikan kita tidak waspada," ujarnya.
Sementara itu, hasil survei yang tidak baiklah yang justru bisa menjadi pemicu semangat timnya bekerja lebih baik di lapangan. Apalagi, kata Jokowi, waktu pencoblosan terhitung tidak lebih dari sebulan lagi.
"Ya survei banyak sekali kan. Ada berapa? Mungkin ada lebih dari 10. Semuanya kita pakai untuk evaluasi, untuk koreksi, untuk memacu bekerja lebih baik lagi," kata Jokowi.
"Tetapi hasil survei yang tidak baik atau kecil malah mendorong-memicu seluruh relawan dan kader untuk bekerja lebih militan lagi," pungkasnya.
Saksikan juga video 'Selisih Survei Jokowi-Prabowo Menipis, Sandiaga: Alhamdulillah':
(mae/aik)











































