"Topik KTN 2019 ini difokuskan pada bidang teknologi kebencanaan, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, perkeretaapian, serta inkubasi bisnis teknologi. Keempat tema besar ini ditujukan agar sesuai dengan isu aktual, juga mendukung akselerasi program prioritas pembangunan pemerintah," kata Kepala BPPT Hammam Riza di Auditorium Gedung 2 BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).
Topik kebencanaan menjadi fokus BPPT karena melihat letak geografis Indonesia yang rawan bencana. BPPT mendorong percepatan teknologi untuk peringatan dini bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi terpadu deteksi dan peringatan seperti teknologi buoy, kabel, maupun radar yang diintegrasikan dengan sistem peringatan dini yang telah tersedia, dengan didukung oleh sistem komunikasi yang berbasis generasi 4.0, teknologi struktur bangunan yang tahan gempa, teknologi penyediaan kebutuhan pokok seperti air bersih dan pangan darurat bencana, untuk menangani pascakejadian bencana," imbuhnya.
Dalam bidang transportasi, menurut Hammam, transportasi di Indonesia umumnya masih didominasi transportasi darat non-rel, seperti bus, truk, serta kendaraan roda dua. Dengan pertumbuhan penumpang yang meningkat pesat, Hammam menyebutkan, perlu moda transportasi massal berbasis rel yang berkapasitas besar, cepat, dan terjangkau bagi masyarakat.
"Pengalaman kami BPPT mengembangkan visibility study untuk kereta cepat misalnya. Dan kemudian yang lebih terkini lagi ada Light Rail Transit kan, termasuk juga kemarin ini dinaiki oleh Pak Jokowi, yaitu MRT. Ini kan semua adalah perubahan teknologi untuk transportasi massal. Kita akan membahasnya bersama Dirjen Perkeretaapian," ungkapnya.
![]() |
Selain itu, BPPT mengembangkan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Menurut Hammam, perlu dilakukan penguatan infrastruktur SPBE yang terintegrasi dengan mengutamakan prinsip keamanan dan cost effective dan menggunakan teknologi terkini.
"Cara ini merupakan solusi yang efisien dan ramah lingkungan. Untuk itu BPPT telah ditugaskan dan siap mengembangkan serta mengelola salah satu pusat data nasional. Tentunya dengan disertai peningkatan kapasitas SDM yang mumpuni," tuturnya.
"Selain itu untuk meningkatkan efisiensi belanja dalam membangun aplikasi SPBE dan untuk memudahkan integrasi proses bisnis pemerintahan, BPPT siap mendukung upaya untuk mempercepat penggunaan aplikasi berbagi pakai," sambung Hammam.
Lebih lanjut, Hammam mengatakan Indonesia harus mampu mentransformasi perekonomiannya menjadi berbasis inovasi agar tidak terjebak sebagai negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Untuk itu, menurutnya, hilirisasi hasil riset perlu ditingkatkan melalui pemberian lisensi atau mengembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi (technopreneur).
"Pertanyaan lebih spesifik bagaimana peranan teknologi? Karena kita inginkan teknologi ini pada akhirnya mendongkrak total factor productivity dari apa yang kita gunakan, sehingga negara kita juga pertumbuhan ekonominya ditopang oleh pemanfaatan dan penguasaan teknologi," ucap Hammam.
Acara KTN juga dihadiri MenPAN-RB Syafruddin serta Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hammam berharap hasil KTN 2019 ini diarahkan sebagai bahan masukan kebijakan teknologi kepada pemerintah dalam penyusunan rancangan teknokratis RPJMN IV.
BPPT: Belum Ada Peneliti di Dunia Bisa Prediksi Gempa & Tsunami (azr/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini