"Ada delapan gajah yang kami evakuasi dari kawasan hutan konservasi di Lahat. Total gajah di sana ada 10 ekor, delapan di antaranya kami evakuasi dengan truk," kata Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Genman Hasibuan, kepada detikcom di kantornya, Rabu (20/3/2019).
Menurut Genman, delapan gajah latih itu dievakuasi karena berkurangnya stok makanan sehingga gajah memberontak serta masuk ke perkebunan masyarakat untuk mencari makan. "Stok makanan terbatas, ada gajah yang ngamuk dan rantainya putus. Karena itu, gajah masuk ke perkebunan masyarakat di sekitarnya," ujar Genman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Seksi BKSDA wilayah II Lahat Martialis mengatakan delapan gajah dievakuasi karena konflik dengan warga. Warga disebut nekat mengambil alih lahan konservasi menjadi kawasan perkebunan karet. "Kemarin (19/3) terpaksa kami pindahkan gajahnya. Kami nggak mau ada konflik, terutama dengan sekelompok masyarakat yang kini kian memanas," kata Martialis.
"Ada sekelompok warga yang diketahui berasal dari Dusun Padang Baru ini telah menanam karet di kawasan konservasi. Dari cara penanamannya, lebih kepada ingin membatasi atau menandai lahan," katanya.
Melihat kondisi itu, petugas BKSDA pun melakukan pencabutan terhadap batang karet tersebut sehingga memicu konflik. Bahkan beberapa hari lalu sempat ada pengancaman dan pemukulan terhadap pawang gajah.
"Sempat ada pawang diancam dan juga dipukul, kami sudah melaporkan kepada polisi. Untuk pawang juga sudah divisum," katanya
Tidak hanya itu, Martialis menyebut, sebelum dipindahkan, empat ekor gajah sempat sakit mendadak. Bahkan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. "Gajah ini serentak mencret dan kotoran mengeluarkan darah. Sekarang, gajah ini sedang dicek ke laboratorium agar tahu apa penyebabnya," kata Martialis. (aan/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini