Neno Tak Penuhi Panggilan Bawaslu, Pengacara: Panggilannya Sudah Patut?

Neno Tak Penuhi Panggilan Bawaslu, Pengacara: Panggilannya Sudah Patut?

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 19 Mar 2019 20:41 WIB
Neno Warisman. (Foto: Yulida M-detikcom)
Jakarta - Neno Warisman beberapa kali tidak memenuhi panggilan klarifikasi Bawaslu DKI terkait laporan acara malam munajat 212. Pengacara Neno, Guntur Fattahillah lantas menyoroti pemanggilan Bawaslu DKI.

"Sekarang panggilannya udah patut belum. Lalu kedua alasan pemanggilannya itu sudah jelas belum dia sebagai apa di sana," kata Guntur, saat dihubungi, Selasa (19/3/2019).
Menurut Guntur cara pemanggilan Bawaslu DKI tidak patut karena salah alamat pengiriman surat panggilan. Mestinya surat tersebut ditujukan ke rumah Neno yang tertera di KTP, tetapi dikirimkan ke rumah anaknya yang dulu pernah ada peristiwa kebakaran mobil. Ia menilai pengiriman surat panggilan yang salah alamat itu sebagai bentuk teror.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alamat yang ditujukan kepada Bu Neno itu dimana, alamat tempat tinggal yang sah atau tempat tinggal orang lain. Alamat anaknya dimana di situ ada mobil anaknya itu dibakar, kan ada peristiwa dulu yang diteror. Itu sama saja dengan bentuk teror orang lain yang menyampaikan surat panggilan ke tempat alamat rumah kosong," kata Guntur.

Ia mengaku sempat ke Bawaslu DKI pada Senin lalu untuk memprotes Bawaslu karena mengirim surat panggilan salah alamat. Namun apabila dipanggil kembali oleh pihak Bawaslu DKI, Guntur mengaku siap asalkan sesuai alamat yang ditujukan.

"Ya insyaallah hadir lah. Kalau memang itu sudah patut panggilannya insyaallah hadir dan kita kooperatif kok," sambungnya.

Sementara itu terkait pemanggilan Neno sendiri lantaran diduga ada unsur politik dalam acara Munajat 212 itu. Guntur mengatakan dalam acara itu Neno hanya sebagai panitia, bukan sebagai BPN Prabowo-Sandiaga, serta tidak ada unsur ajakan memilih paslon tertentu.

"Bu Neno itu hadir secara individu. Dia panitia di situ. Nggak ada unsur unsur dia mewakili BPN nggak ada dia itu individu. Silahkan tanya ke ketua panitianya Habib Ali Alatas pada saat Malam Munajat. Ada tokoh tokoh juga kalau sepengetahuan saya tidak ada yang menyebutkan untuk tolong coblos nomor tertentu ga ada," ucap Guntur.

Sementara itu, terkait puisi yang banyak disorot di Malam Munajat 212, Guntur mengatakan wajar saja karena Neno adalah seniman. Namun menurutnya hal itu tak bisa lagi dipersoalkan karena sudah melewati 7 hari usai acara Munajat 212. Guntur lalu mempertanyakan apakah ada unsur desakan dari pihak tertentu terkait pengusutan kasus itu.

"Kalau puisi dihubungkan dengan panggilan Bu Neno itu kita bicara konteks UU saja, harusnya kan 7 hari setelah peristiwa itu. Di UU bilang 7 hari sejak ditemukan. Itu beritanya sudah ramai setelah malam itu sampai 3 hari berturut turut berita itu udah ada," kata Guntur.

"Ada yang salah dengan puisi itu? Menurut saya wajar-wajar aja namanya seniman berkreasi dan menyampaikan ekspresinya hal yang wajar buat saya. Dan kalau itu mau diuji silahkan diuji.

"Yang menjadi pertanyaannya kenapa baru dipanggil setelah ramai ramai di media sosial dan di berita baru ada pemanggilan tanggal 16 minggu lalu, kenapa baru itu kan kejadiannya udah lama tanggal 21," kata Guntur.

Sebelumnya, aktivis Neno Warisman tidak memenuhi panggilan permintaan klarifikasi Bawaslu DKI Jakarta terkait acara Munajat 212 hari ini. Bawaslu DKI menyebut akan ada pemanggilan ulang untuk Neno. Pemanggilan ulang untuk Neno ini mendapat respons dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Fadli menilai pemanggilan ulang itu tidak perlu dilakukan. (yld/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads