Koster Imbau Jenazah yang Dititipkan di RSUD di Bali Segera Diambil

Koster Imbau Jenazah yang Dititipkan di RSUD di Bali Segera Diambil

Aditya Mardiastuti - detikNews
Selasa, 19 Mar 2019 16:55 WIB
Koster Imbau Jenazah yang Dititipkan di RSUD di Bali Segera Diambil
Foto kanan ke kiri, Ketua PHDI Bali i Gusti Ngurah Sudiana, Bendesa Agung MUDP Jero Gede Putus Upadesa, Gubernur Bali Wayan Koster, dan para Ida Pedanda. (Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom)
Denpasar - Sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Bali banyak menerima titipan jenazah terkait upacara Panca Wali Krama di Pura Besakih. Gubernur Bali I Wayan Koster mengimbau warga untuk mentaati imbauan parisada dan berharap seluruh jenazah yang dititipkan segera diambil.



Ramainya penitipan jenazah ini disebabkan karena adanya pelarangan Ngaben selama perayaan Panca Wali Krama di Pura Besakih setiap 10 tahun sekali untuk menjaga keharmonisan alam. Pelarangan Ngaben ini berlaku sejak 31 Januari hingga 12 April mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sebagai gubernur mengumpulkan ketua parisada dan majelis untuk agar apa yang sudah diputuskan oleh parisada bisa dilaksanakan. Saya sebagai gubernur dalam posisi untuk mendukung penuh apa yang sudah diputuskan parisada, kita tegas dalam pertemuan sore hari ini saya sangat mendukung agar keputusan ini dapat dijalankan sebaik-baiknya oleh bendesa dan tokoh masyarakat dan pihak lain," ujar Koster di kantor Gubernur Bali, Jl Basuki Rahmat, Denpasar, Bali, Selasa (19/3/2019).



Imbauan agar warga segera mengambil jenazah-jenazah yang dititipkan juga disampaikan oleh Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali.

"Melihat fenomena itu kami terpanggil bagaimana kami bisa mengambil langkah-langkah. Sebenarnya sudah ada keputusan yang dibuat parisadha tapi banyak yang tidak paham, oleh karena itu orang menempatkan jenazah itu di rumah sakit, penitipan di rumah sakit itu seperti terbuang," kata Bendesa Agung MUDP Jero Gede Suena Putus Upadesa.

Jero Gede menyayangkan penitipan jenazah di rumah sakit karena seakan malah mengabaikan orang yang sudah meninggal. Dia pun mengimbau warga agar segera mengambil jenazah yang dititipkan itu.

"Rumah sakit bukan rumah mayat, rumah untuk orang sakit, kalau dijadikan rumah mayat kan tidak pantas. Kami sangat prihatin. Oleh karena itu kita bersama-sama duduk, yang kemudian pemerintah dalam hal ini Pak Gub untuk diketahui. Kita meminta kepada masyarakat yang memiliki jenazah atau yang memiliki keluarga dalam meninggal kalau sekarang itu segera ditindaklanjuti surat edaran parisadha ini," pesan Jero Gede.



Dia menambahkan pihaknya bakal langsung menginstruksikan seluruh bendesa, pemangku pura yang berhubungan dengan upacara orang meninggal untuk mengikuti edaran ini. Dia menyebut ida pedanda dan pemangku (tokoh agama yang sudah disucikan) bisa tetap diupacara Ngaben selama rangkaian Panca Wali Krama berlangsung.

"Yang boleh diaben ida pedanda dan pemangku itu yang boleh pengabenan. Bagi walaka (orang biasa) itu mekingsandi geni atau mependem, dan mekingsandi geni itu pada malam hari saat matahari terbenam artinya disembunyikan, (lalu) minta tirta dalem itu dari Puri Besakih itu yang kita lakukan," terangnya.

Jero Gede juga menyoroti membludaknya penitipan jenazah sampai dibangunkan tenda di halaman rumah sakit. Dia menginstruksikan jenazah yang dititipkan di RS untuk segera diambil.

"Itu kalau ada mayat-mayat mohon segera dibawa dari RS dibawa ke setra langsung dan diselesaikan dengan mekingsadi geni atau mekingsan pertiwi. Itu mayatnya tidak begitu gemuruh di rumah sakit di bawah tenda, itu kan bisa mempengaruhi kesehatan apalagi jenazah di tenda itu kan panas, bisa terjadi apa-apa, dan termasuk juga nanti kalau tidak diupacarakan lebih dari 7 hari atau 12 hari itu bisa bergentayangan itu roh-roh itu," urainya.



(ams/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads