Teka-teki Surat Suara Pemilu Nyasar ke Hong Kong

Round-Up

Teka-teki Surat Suara Pemilu Nyasar ke Hong Kong

Dwi Andayani - detikNews
Senin, 18 Mar 2019 20:00 WIB
Ilustrasi (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Penemuan ribuan surat suara Pemilu 2019 yang nyasar ke Hong Kong menjadi teka-teki. Perusahaan pencetak pun didesak bertanggung jawab.

Fakta ini awalnya diungkap oleh Bawaslu. "Surat suara ke Tawau (Malaysia) sama ke Manila (Filipina) salah kirim ke Hong Kong," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat dihubungi, Minggu (17/3/2019).

Berdasarkan data Bawaslu, total surat suara yang nyasar ke Hong Kong ini berjumlah 2.400 surat suara. Surat suara tersebut merupakan surat suara untuk pemilihan anggota DPR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain ke Hong Kong, Afif mengatakan terdapat surat suara lain yang salah kirim. Di antaranya surat suara untuk Darwin (Australia) dan Penang (Malaysia) yang nyasar ke Singapura.

"Di Singapura, surat suara untuk Darwin dan Penang juga ada di Singapura, cuma jumlahnya belum tahu," kata Afif.



Bawaslu menduga surat suara ini bisa nyasar gara-gara kurang hati-hati. Penyebabnya akhirnya mulai tersingkap setelah KPU angkat bicara. KPU mengatakan pihaknya telah meminta pertanggungjawaban kepada perusahaan pencetak surat suara.

"Sudah kita minta pertanggungjawaban pihak perusahaannya, bukan hanya ekspedisinya karena ekspedisi itu include dari perusahaan yang mencetak," ujar komisioner KPU Hasyim Asy'ari di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).

Teguran dilayangkan karena perusahaan pencetaklah yang bertanggung jawab dan mengurus langsung pengiriman surat suara hingga sampai tujuan. "Kontraknya kan sudah sampai pengiriman ke alamat tujuan. Jadi kontraknya misalkan KPU dengan perusahaan A, itu kontraknya sudah sampai pengiriman di tempat tujuan," kata Hasyim.

"Nah, siapa kurirnya atau perusahaan kargonya ya mengirim, itu urusan si perusahaan pencetak. Makanya kita klarifikasi perusahaan pencetak kenapa bisa sampai sana," sambungnya.



Selain itu, Hasyim mengatakan pihaknya akan mengklarifikasi ke Panitia Pemilih Luar Negeri (PPLN) Hong Kong dan Tawau. Hal itu untuk memastikan keterpenuhan surat suara di daerah setempat.

"Intinya kita klarifikasi ke tiga pihak, ya perusahaan, kemudian PPLN di Hong Kong, dan PPLN di Tawau soal ketersediaan surat suara. Jadi kita klarifikasi karena itu kan untuk Tawau di Filipina nanti kita akan cek apakah di sana sudah memenuhi atau belum dan intinya sesuai dengan peruntukannya kalau untuk Tawau kita kirim lagi ke Tawau," kata Hasyim. (dwia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads