Survei dilakukan pada periode 27 Februari-8 Maret di 8 kabupaten dan kota di Banten. SMRC mengambil sampel sebanyak 1.620 responden yang mempunyai hak pilih dan sudah menikah.
Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling. Survei memiliki margin error Β± 2,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya elektabilitas keduanya sangat ketat. Hanya selisih 1 persen. Karena itu kita tidak bisa memastikan elektabilitas mana yang lebih kuat. Tidak bisa dipastikan mana yang lebih unggul," kata Diretur Riset SMRC Deny Irfani dalam jumpa pers di Kota Serang, Banten, Senin (18/3/2019).
Menurut Deny, hasil survei menunjukkan bahwa ada 15,1 persen yang belum menentukan pilihan paslon yang akan dipilih. Namun, sambung Deny, ada 12 persen suara warga Banten yang menyatakan masih bisa memungkinkan untuk mengubah pilihan.
Di Banten, dari hasil survei menemukan beberapa isu yang muncul sebulan jelang pemilihan presiden. Di kubu Jokowi-Ma'ruf Amin misakan muncul isu mengenai Jokowi adalah PKI, memusuhi Islam dan ulama. Sementara di kubu Prabowo-Sandiaga, muncul isu soal Prabowo adalah seorang pecatan tentara, keluarganya yang berasal dari non muslim.
Seperti diketahui, pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo menang atas Jokowi di Banten. Mantan Danjen Kopassus itu meraih 57,10 persen suara dan Jokowi meraup 42,90 persen suara.
Tonton juga video Prabowo Rendah di Survei SMRC, Sandi: Jadi Tambahan Informasi:
(bri/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini