Pantauan detikcom, pukul 20.30 WIB, aula besar digunakan pengasuh ponpes untuk melihat Ma'ruf dan Sandiaga berdebat. Sesekali baik santri maupun santriwati memberi dukungan saat para kandidat mengajukan gagasan.
"Ayo, Pak Kiai. Ini baru namanya santri," kata salah satu murid pesantren begitu Kiai Ma'ruf mengucap soal kartu pendidikan dan kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu ustaz Mas Samsul mengatakan nobar digelar di pesantren agar santri yang sudah punya hak pilih mengetahui calon wakil presiden yang memahami bagaimana kondisi santri dan pesantren. Ia melihat sosok Kiai Ma'ruf sebagai perwakilan aspirasi santri di pemerintahan akan datang. Harapannya, Ma'ruf lancar berdebat dan bisa membawa program-program kepentingan santri.
"Karena Kiai guru kami, panutan santri. Makanya anak santri punya slogan 'santri untuk negeri, NKRI harga mati'," kata Samsul kepada wartawan di kawasan Sempu, Kota Serang, Minggu (17/3/2019).
Ia mengatakan politik ke depan adalah bagaimana menyelaraskan dengan agama. Harapan itu ada pada sosok Ma'ruf Amin, yang juga warga asli Banten dan dikenal sebagai ulama.
"Terus bisa mewakili aspirasi santri," pungkasnya.
Simak Juga "Saat Kiai Bersarung Bicara Infrastruktur Langit":
(bri/rvk)