"Baru tujuh peluru yang sudah dikeluarkan. Jika dilihat kondisi orang utan, jika semua dikeluarkan, akan terlalu banyak luka di tubuhnya," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo kepada wartawan disela-sela aksi peduli orang utan di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Jumat (15/3/2019) sore.
"Jadi dokter memutuskan menunda pengangkatan peluru tersebut," jelas Sapto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sapto, berdasarkan informasi dari tim dokter, kondisi Hope kini sudah mulai membaik dan nafsu makannya juga sudah bagus. Selain itu, Hope mulai bergerak.
"Tapi tetap membatasi pergerakannya agar tidak semakin memperburuknya, terutama bahu sebelah kiri yang patah tulang dan mencuat keluar," jelas Sapto.
Tulang yang patah tersebut akan dioperasi dalam waktu dekat. Hal itu untuk menjaga agar tidak membahayakan tulang iga, yang bakal mempengaruhi paru-paru.
"Kondisi seperti ini, mustahil bisa dilepasliarkan kembali. Nanti masuk ke lembaga konservasi, atau apalah, asal tidak dilepasliarkan," beber Sapto.
BKSDA Aceh juga sudah berkoordinasi dengan polisi terkait penggunaan senapan angin ilegal. Selain itu, polisi diharapkan mengusut kasus penganiayaan Hope dan menyebabkan bayinya mati karena gizi buruk.
Seperti diketahui, dua ekor orang utan dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dari sebuah perkebunan di Desa Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh. Satwa dilindungi tersebut terdiri atas induk dan anak dengan kondisi memprihatinkan.
Proses evakuasi itu dilakukan tim BKSDA pada Senin (11/3) kemarin. Menurut Sapto, pihaknya mendapat laporan terkait keberadaan induk dan bayi orang utan itu sekitar seminggu lalu.
Tim dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pemantauan. Setelah mengetahui posisi dan kondisi satwa tersebut, tim BKSDA bersama OIC dan WCS melakukan upaya evakuasi.
"OU kemudian dibawa ke pusat rehabilitasi Sibolangit di Sumatera Utara. Tapi bayinya tidak dapat diselamatkan," jelas Sapto.
Saksikan juga video 'Miris! Orang Utan di Aceh Disiksa, 74 Peluru Bersarang di Tubuhnya':
(agse/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini