Gedung serbaguna yang diresmikan pada Rabu (13/3/2019), tersebut berasal dari dana desa tahun 2018 yang digunakan untuk pelatihan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) angkatan VI yang bekerja sama dengan Balai Latihan Masyarakat (BLM) Pekanbaru.
"Ini bangunan baru, mudah-mudahan bisa dirawat. Dana desa bisa digunakan untuk pengembangan BUMDes, pompa-pompa bensin, BUMN Shop, BUMDes bisa jadi penyalur, sehingga itu akan memberikan pemasukan pada BUMDes yang sangat besar," ujar Eko, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3/2019).
"Saat ini sudah ada 40 ribu BUMDes dengan penghasilan ada yang mencapai 10 miliaran. Tinggal kreativitas saja. Jangan mengeluhkan apa yang tidak kita punya," imbuhnya.
Saat peresmian Eko menyarankan agar gedung tersebut digunakan juga untuk bioskop desa. Menurutnya, kehadiran bioskop desa dapat menumbuhkan pergerakan ekonomi desa.
"Masyarakat sini perlu hiburan, dana desa bisa digunakan untuk bioskop desa, harga sound system dan proyektor cukup murah. Bikin bioskop desa, nanti di kelola BUMDes. Dengan adanya bioskop desa, bisa memicu orang berkumpul, kemudian akan ada para pedagang dan di situ akan ada transaksi juga perputaran uang. Masyarakat bisa jualan, bisa pelatihan," ujar Eko.
Untuk diketahui, jumlah dana desa yang diperoleh Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, sejak 2015 hingga 2019 mencapai Rp 3,3 miliar. Pada 2015, dana desa yang diperoleh sebesar Rp 286 juta, 2016 sebesar Rp 635 juta, 2017 sebesar Rp 803 juta, 2018 sebesar Rp 741 juta, dan tahun 2019 sebesar Rp 903 juta.
Sementara itu, Penggerak Swadaya Masyarakat dari Balai Latihan Masyarakat Pekanbaru, Mohd Venus CH mengatakan bahwa pelatihan BUMDes yang dilaksanakan di gedung serbaguna ini dalam rangka melatih, memberikan penyuluhan dan mendampingi peserta BUMDes di 8 kabupaten dan 20 desa di Kepahiang. Tiap desa mengutus dua orang pengurus BUMDes untuk mengikuti pelatihan selama 7 hari.
"Dalam pelatihan BUMDes ini, selain materi modul, juga akan ada praktek pembukuan yang akan dilatih. Ada dasar-dasar akuntansi, SAS (Sistem Akuntansi Selembar) untuk memudahkan bendahara, dalam aplikasinya sudah bekerjasama dengan sistem BPKP pusat," terangnya.
Sedangkan Kepala Desa Tebat Monok Fadilah Sandi mengatakan bahwa gedung serbaguna ini dimanfaatkan oleh BLM Pekanbaru untuk melaksanakan pelatihan bagi pengurus BUMDes.
"Ke depannya gedung ini akan diserahkan pengelolaan dan pengembangannya kepada BUMDes sehingga bisa meningkatkan APBDes," katanya.
Salah satu peserta pelatihan BUMDes, Weni Sumarni mengatakan sangat senang karena sebelumnya belum pernah ada pelatihan. Harapannya jadi lebih tahu tentang pengelolaan BUMDes.
"Saat ini BUMDes yang kami kelola BUMDes Kuto Aur Jaya Mandiri yang berdiri pada tahun 2017 memiliki dua jenis bidang usaha yaitu perdagangan berupa alat tulis kantor dan sembako yang kerja sama dengan Bulog, bidang usaha peternakan dan perikanan. Dengan adanya pelatihan ini, semoga ke depannya BUMDes kita bisa lebih maju," katanya.
Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT, klik di sini. (prf/ega)