Guru Santa Maria Berdemo Ria, Murid pun Disuruh Pulang
Kamis, 22 Sep 2005 11:55 WIB
Pekanbaru - Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Para guru berdiri untuk demo, murid pun berlarian pulang tak jadi sekolah. Itulah yang terjadi di Santa Maria, Pekanbaru, Riau.Kok tega memulangkan murid? Apalagi kalau bukan masalah kesejahteraan guru yang kerap menjadi keprihatinan dunia pendidikan tanah air.Tema itu pulalah yang diusung sekitar 100 guru Santa Maria sehingga menggelar aksi mogok mengajar. Imbasnya, ribuan murid dari TK hingga SMA disuruh pulang oleh para guru.Aksi ini dimulai oleh 50-an guru TK dan SD sejak pukul 09.00 WIB di Gedung TK/SD Santa Maria, Jl Ahmad Yani, Pekanbaru, Riau, Kamis (22/9/2005). Sekitar 30 menit kemudian, 50-an guru SMP/SMA Santa Maria yang terletak di Jl Suprapto Gobah, Pekanbaru, ikut bergabung.Gedung sekolah yang berlantai dua ini seluruhnya ditutup, sedangkan guru melakukan orasi di halaman sekolah. Dalam orasinya, mereka menuntut Ketua Yayasan Prayoga, Frans Sembiring, mundur bersama 4 pengurus lainnya.Para guru menuding Frans telah semena-mena dalam mengambil keputusan dan dalam proses belajar-mengajar.Mereka juga meminta transparansi pemotongan dana Jamsostek. Pemotongan yang selama ini terjadi, satu guru dikenakan Rp 17 ribu, plus dana Jamsostek untuk suami atau istri, serta anaknya, juga dikenakan Rp 17 ribu per orang."Sudah dua tahun ini pemotongan dana Jamsostek tidak diserahkan ke Jamsostek," ujar salah seorang guru dalam orasinya. Mereka juga menuntut agar tunjangan honor dinaikkan dan meminta jatah beras yang sudah 10 tahun ini hanya dihargai Rp 2.500 per kilogram. "Harga itu setara dengan 1 kilo jagung. Itu artinya yayasan sekolah Katolik ini memberikan jatah beras setingkat jagung kepada guru," teriak guru dalam orasinya. Masih dalam orasinya, para guru yang sebagian besar perempuan ini juga menuding Frans Sembiring, yang merupakan pensiunan PT Caltex, pernah menghina guru dan menganggap guru di bawah Yayasan Prayoga tidak profesional.Mereka juga memprotes kebijakan baru yang dibuat yayasan yang dianggap merugikan guru. "Para guru harus dilakukan tes kesehatan, jika hasil kesehatan menunjukkan memiliki penyakit dalam, maka akan diminta keluar sebagai guru," teriak para guru.Selain berorasi, para guru juga bernyanyi dan berdoa. Mereka juga mengusung poster-poster, antara lain bertuliskan "Kami menolak kepengurusan yayasan baru" dan "Kami bukanlah guru yang tolol" serta "Yayasan harus transparan gunakan uang".Hingga pukul 11.30 WIB, aksi masih berlangsung. Sekitar 20 aparat keamanan dari Poltabes Pekanbaru tampak berjaga-jaga di sekitar gedung sekolah.Orangtua Murid ProtesAksi yang dilakukan para guru Santa Maria ini ternyata mendapat protes dari para wali murid. Salah seorang wali murid siswa kelas 5 SD, SP Samosir, di sela-sela aksi kepada detikcom mengatakan tidak menyetujui aksi yang diprovokasi para guru ini. "Sebab urusan kebijakan yayasan merupakan urusan intern para guru dan pengurus yayasan, bukan lantas mengajak murid untuk mogok belajar. Ya kalau guru ingin menuntut, silakan saja, tapi jangan libatkan murid untuk mogok. Kami kan bayar mahal di sini," keluhnya.Untuk diketahui, sekolah milik yayasan Katolik yang berpusat di Roma, Italia ini merupakan sekolah elit di Pekanbaru, yang siswanya sebagian besar adalah WNI keturunan. Untuk TK dan SD, jumlah muridnya mencapai 3.500 siswa, SMP 1.700 siswa, dan SMA 1.300 siswa.
(ary/)











































