Dirangkum detikcom, Selasa (12/3/2019), salah satu 'dosa' partai nasionalis yang disebutkan Grace ditujukan kepada mereka yang mendukung perda agama. Ia mempertanyakan sikap partai politik terhadap kasus Meliana di Tanjung Balai.
"Ke mana kalian--partai nasionalis--pada September 2018 ketika Ibu Meliana, korban persekusi yang rumahnya dibakar pada saat dia dan anak-anaknya ada di dalamnya, justru divonis bersalah penjara dua tahun oleh pengadilan," ujar Grace seraya mengungkap upaya PSI melindungi Meliana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Grace menyinggung soal partai politik yang punya caleg eks koruptor dan tidak memberikan sanksi anggota dewan yang suka bolos. Ia menegaskan hanya PSI yang tak mencalegkan mantan koruptor.
"Hanya PSI yang secara terbuka, tanpa mahar. Kandidat kami diuji oleh para tokoh independen dan berintegritas seperti Pak Mahfud MD, Pak Bibit Samar Rianto, Ibu Marie Elka Pangestu dan tokoh-tokoh lainnya. Seleksi yang ketat telah menghasilkan para caleg berkualitas," kata Grace.
'Serangan' Grace ditanggapi sejumlah partai koalisi Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya PDI Perjuangan yang menyebut PSI berlebihan dan kurang informasi.
"Mungkin partai baru ini kurang informasi. Dalam kasus-kasus tertentu terlihat genit atau lebai," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno.
Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai serangan itu sengaja dilakukan PSI demi popularitas dan elektabilitas partai. Hendri mengatakan kritik tajam dari Grace itu merupakan strategi PSI untuk menarik suara.
"Sangat wajar kalau PSI melakukan hal itu. Karena mereka memang perlu sekali popularitas dan elektabilitas. Maka untuk memindahkan pendukung partai lama ke partainya adalah harus menyampaikan perbedaan-perbedaan, sehingga terdengar seperti menyerang parpol lain," kata Hendri saat dihubungi.
"Padahal itu adalah strategi marketing yang biasa. Mereka hanya menyampaikan ini bedanya PSI dengan partai-partai lama," imbuhnya.
Namun, Hendri juga mengingatkan PSI agar menyelaraskan pernyataan dengan aktivitas dengan pemilih akar rumput (grassroot). Dia menyarankan PSI berbicara persoalan yang lebih konkret.
"Makanya saya sarankan kepada PSI tidak hanya bicara di tatanan kesetaraan, tapi juga bicara ekonomi, gimana menurunkan harga barang nanti. Gimana bisa mengakomodasi atau menekan pemerintah siapapun yang menang untuk menyediakan lapangan kerja misal. Jadi menurut saya PSI harusnya lebih bisa bicara hal konkret seperti itu," ucap Hendri.
(tsa/imk)











































