"Responden diberi pertanyaan 'apakah Bapak atau Ibu yakin, cukup yakin, kurang yakin, atau tidak yakin sama sekali dengan Bawaslu mampu mengawasi pemilihan presiden sesuai dengan undang-undang dan aturan yang berlaku? Hasilnya mayoritas rakyat masih percaya dengan pengawas pemilu," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani ketika memaparkan hasil survei di Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).
Survei ini dibagi menjadi empat kategori, yakni sangat yakin, cukup yakin, kurang yakin, dan tidak yakin. Dari hasil survei ini, 10 persen mengaku sangat yakin, 68 persen cukup yakin, 10 kurang yakin, 1 persen tidak yakin, 11 persen tidak tahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KPU dan Bawaslu layak gembira dengan tingginya kepercayaan masyarakat ini, hanya terdapat sekitar 13 persen rakyat menilai isu KPU tidak netral, dan 56 persen rakyat menjawab tidak percaya dengan isu KPU tidak netral," katanya.
Baca juga: Anomali Survei Pemilu 2012-2018 |
Selain itu terkait isu 7 kontainer 61 persen masyarakat tidak percaya dan yang mempercayai isu itu hanya 4 persen, sisanya 35 persen menjawab tidak tahu.
Lebih rinci, survei itu juga merekam soal tingkat kepercayaan pendukung paslon ke KPU dan Bawaslu. Hasilnya, SMRC menyebut pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin lebih percaya kepada KPU-Bawaslu dibandingkan pendukung Prabowo-Sandi.
"Keyakinan kepada KPU menurut pilpres, pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin, dari 54,9 persen, mengatakan sangat yakin kepada KPU ada 14,7 persen, yang mengatakan cukup yakin 75,9 persen," ujar Deni.
"Sementara kelompok Prabowo-Sandi, dari 32,1 persen, yang mengatakan sangat yakin sama KPU hanya 10,4 persen, dan 55,3 mengatakan cukup yakin. Jadi lebih banyak yang nggak yakin itu berasal dari pemilih Prabowo-Sandi. Pemilih Jokowi ada juga, tapi nggak sebanyak pemilih Prabowo," imbuhnya.
Terkait keyakinan pemilih terhadap Bawaslu dalam menyelenggarakan pilpres, Deny juga menyebut pemilih Jokowi lebih banyak dibandingkan pemilih Prabowo.
"Sementara keyakinan pada Bawaslu, dari kelompok Jokowi-Ma'ruf, kelompok ini lebih postif dibanding kelompok pemilih Prabow-Sandi. Jadi ini penilaian ini partisan berkaitan dengan pilihan politik," jelasnya.
Survei dilakukan pada 24-31 Januari 2019 kepada 1.620 responden yang dipilih secara multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka.
Margin of error (MoE) dalam survei ini kurang lebih 2,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control hasil wawancara dilakukan secara random, sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor kembali mendatangi responden terpilih, dalam quality control ini tidak ditemukan kesalahan.
Berikut hasil survei tingkat keyakinan kepada KPU dan Bawaslu menurut pilihan pasangan capres-cawapres:
Keyakinan terhadap KPU bisa selenggarakan Pilpres;
1. Jokowi-Ma'ruf:
-sangat yakin: 14,7 persen
-cukup yakin: 75,9 persen
-kurang yakin; 4,1 persen
-tidak yakin sama sekali; 0,0 persen
-tidak tahu: 5,4 persen.
2. Prabowo-Sandiaga:
-sangat yakin: 10,4 persen
-cukup yakin: 55,3 persen
-kurang yakin; 20,2 persen
-tidak yakin sama sekali; 3,1 persen
-tidak tahu: 11,0 persen.
Keyakinan terhadap Bawaslu bisa selenggarakan Pilpres;
1. Jokowi-Ma'ruf:
-sangat yakin: 12,2 persen
-cukup yakin: 75,6 persen
-kurang yakin; 5,4 persen
-tidak yakin sama sekali; 0,0 persen
-tidak tahu: 6,8 persen.
2. Prabowo-Sandiaga:
-sangat yakin: 9,2 persen
-cukup yakin: 56,1 persen
-kurang yakin: 19,2 persen
-tidak yakin sama sekali; 2,3 persen
-tidak tahu: 13,2 persen. (tor/tor)