Lilis ditemui wartawan di RS Salak, Jl Jenderal Sudirman, Sempur, Bogor Tengah, Bogor, Minggu (10/3/2019), sekitar pukul 14.00 WIB. Dia bercerita sambil terbaring di ranjang RS. Lilis menuturkan saat itu KRL sedang menurunkan kecepatan. Lalu tiba-tiba KRL anjlok dan menabrak sesuatu. Brakkk!
"Kaya nabrak pohon gitu masinisnya," demikian kalimat pertama Lilis soal kejadian itu. Perempuan yang bekerja di klinik kecantikan ini berada di gerbong pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas anjlok kan miring ke kiri, semua kelempar. Lomba-lomba nyelametin diri. Semua ambruk ke sebelah kiri, nyungsep. Pas pintu kebuka baru pada ngejatuhin diri ke bawah," sambung Lilis yang naik KRL dari Tangerang.
Tentu saja Lilis ikut terjatuh saat gerbong terguling. Lalu dia berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada besi-besi yang ada di dalam gerbong. Namun penumpang lain tak kalah panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Lilis sempat terinjak-injak karena 'kalah' berebut keluar gerbong. Dia bertahan tetap berpegangan pada besi-besi. Hingga akhirnya dia bisa keluar dengan cara ikut menjatuhkan diri, karena gerbong yang dinaikinya sudah terguling.
"Akhirnya saat pintunya kebuka, saya langsung nyeburin diri ke batu-batu itu, turun dari pintu kereta. Lumayan. Nggak tinggi-tinggi banget," ujarnya lirih.
Dia mengalami luka di kaki. Namun dia merasa lukanya itu tak parah.
Lilis tak mau menyalahkan siapa pun soal kecelakaan yang dialaminya. Dia mengapresiasi gerak cepat Menhub Budi Karya dan Wali Kota Bogor Bima Arya yang langsung meninjau lokasi dan menjenguk korban.
"Yang penting kan PT KAI-nya tanggung jawab," ujarnya soal kecelakaan itu.
Lilis berharap ada perbaikan pelayanan untuk KRL. "Biar diperhatiin aja sih. Soalnya kan KRL itu bawa penumpang banyak, nggak cuma satu nyawa gitu," tutup Lilis. (tor/haf)