"Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu, mau bergerak saja tidak bisa," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan setelah meresmikan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung, Jumat (8/3/2019).
Jokowi mengaku banyak mendapat masukan saat menaiki kereta pada jam sibuk itu. Dia banyak diminta menambah jumlah gerbong ataupun kereta.
"Oleh sebab itu, di dalam gerbong pun banyak yang menyampaikan kepada saya, 'Pak tambah keretanya, Pak,' atau 'Pak, tambah gerbongnya, Pak.' Dan ketemu, artinya memang harus tambah gerbong atau tambah kereta," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Problemnya, kalau tambah kereta berarti akan banyak simpangan yang tutup terus sudah 10 menit sekarang, kalau dijadikan 5 menit berarti kan palang kereta apinya hanya 5 menit gini-gini (buka tutup, red) terus," kata Jokowi.
"Oleh sebab itu, pekerjaan besar di Jakarta saya adalah elevated KA yang elevated. Itu saja memang biaya besar, tapi tidak ada jalan lain selain itu. Sehingga headway bisa diatur. Ya transportasi massal harus kita siapkan. Kenapa dibangun LRT, kenapa dibangun MRT, karena memang kebutuhan," imbuh Jokowi.
Baca juga: Jokowi Hanya Dikawal Danpaspampres di KRL |
Jokowi pun kembali menjelaskan soal pengalamannya pulang kerja naik kereta pada jam sibuk. Dia mengatakan, untuk bergerak sedikit pun sulit.
"DKI transportasi massal sudah terlambat. Ya tadi pas jam-jam seperti itu coba mau goyang 1 sentimeter aja tidak bisa. Kita bisa agak longgar itu pun masih berdiri setelah dari Depok menuju Bogor yang turun sudah agak banyak," katanya.
Saksikan juga video 'Melihat Lagi Keseruan Interaksi Jokowi dan Penumpang KRL':
(jor/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini