Cuitan pertama diunggah Andi pada Selasa (5/3) kemarin malam, sesaat setelah diizinkan pulang usai menjalani pemeriksaan. Dia meminta maaf karena membuat marah dan kecewa usai ditangkap karena mengonsumsi narkoba. Dia juga minta didoakan.
"Tak Ingin berakhir di sini. Kesalahan bisa saja membenamkan, namun upaya menjadi titik awal pencarian jalan hidup dengan kualitas berbeda jika benar-benar tak putus asa. Mohon maaf, saya telah membuat marah dan kecewa. Doakan saya bisa memperbaiki salah menuju benar," tulis Andi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuitan Andi tak berhenti di situ. Siang ini, Andi tancap gas lagi dengan cuitannya. Dia meminta Mahfud Md tidak berspekulasi soal peristiwa yang menimpanya dan mengancam lanjut ke proses hukum.
"Pak Prof @mohmahfudmd, anda jangan berspekulasi dan sok tahu soal kejadian yg sedang saya alami. Saya bisa tuntut anda dalam jalur hukum dan meminta lembaga yang memberi anda gelar profesor mencabut gelar itu karena sok tahu dan sok bener," tulis Andi di Twitter, Rabu (6/3).
"Serahkan dan percayakan pada Polri yang sedang sedang menangani yang saya alami. Saya ini belum diadili dan belum ada putusan hukum soal saya, bagaimana gelar Profesor bisa menyimpulkan secara sembarangan Pak Prof @mohmahfudmd," sambung Andi Arief.
Sesaat pasca mengancam Mahfud, Andi kembali mencuit. Dia mengatakan, cuitan untuk Mahfud itu merupakan cuitan terakhirnya.
"Ini tuit terakhir saya sama.saya menjalani semua yang diproses Polri. Saya terpaksa mentuit karena saya ingin Prof @mohmahfudmd berhenti berspekulasi dan membuat pengadilan sendiri," tulis Andi di Twitter, Rabu (6/3/2019).
![]() |
Ditengarai, cuitan itu terkait dengan beberapa cuitan yang dibuat Mahfud pada Selasa (5/3) setelah Andi ditangkap. Mahfud mengomentari cuitan netizen yang me-mention cuitannya dulu.
Menurut Mahfud, cuitan itu dia tulis saat Andi Arief 'menyerang' dirinya di Twitter. Mahfud kala itu menyebut isu 7 kontainer surat suara tercoblos yang disuarakan Andi Arief adalah hoax alias berita bohong.
"Trims atas reposting cuitan sy (10/1/19). Waktu itu AA nyerang sy trs krn isu 7 kontainer SS sy bilang hoax. Maka daripada ikut ngawur sy titip pesan kpd AA dgn miminjam adresat "Anak2 Milenial" agar menjauhi narkoba sebab narkoba itu membunuh akal sehat dan membunuh masa depan," tulis Mahfud.
"Bro, anak2 milenial. Nikmatilah demokrasi, jagalah negara ini. Perang membela negara yg kamu hadapi skrang adl proksi, termasuk narkoba. Jgn dekat2 narkoba. Sekali terjerat narkoba kalian merusak kemanusiaanmu; akan berani membohongi orang tuamu, isterimu, anakmu, dan rakyatmu," demikian cuitan Mahfud pada 10 Januari 2019.
Mendapat ancaman dari Andi Arief, Mahfud merespons dengan tertawa. Dia merasa heran terhadap Andi Arief yang mengancam akan mencabut gelar profesornya. Menurut Mahfud, gelar profesornya hanya bisa dicabut jika terbukti plagiat. Tak ada urusan dengan hal lain.
"Siiip... ha-ha-ha...," ujar Mahfud Md saat diperlihatkan cuitan Andi Arief itu Hotel Sari Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/3).
"Apa ada orang yang bisa mencabut gelar profesor? Profesor itu hanya bisa dicabut kalau plagiat. Ini ndak pernah plagiat nih. Semua karyanya asli," kata Mahfud seraya tersenyum.
Tonton video Sosok Perempuan Misterius di Penangkapan Andi Arief:
(mae/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini