"Kartu Pra-Kerja itu adalah dalam rangka menguatkan kembali sumber daya manusia Indonesia yang punya daya saing, yang siap memasuki wilayah-wilayah kerja di persaingan global," ujar Maman di Rumah Pro Jokowi, Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019). Maman menanggapi kritik Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menyebut Kartu Pra-Kerja tak masuk akal lantaran negara tak memiliki uang.
Maman melanjutkan, Menaker Hanif telah mencoba program itu dengan membuat beberapa Balai Latihan Kerja (BLK) yang konsepnya sama dengan yang akan dilakukan di program Kartu Pra-Kerja. Dalam program yang dijalankan Hanif, sejumlah santri dari pesantren diberangkatkan ke Jepang untuk diberi pelatihan dengan waktu yang tidak lama, yaitu selama 3 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Maman mengungkapkan Kartu Pra-Kerja memberi kesempatan dan optimisme kepada lulusan SMK dan orang-orang yang terkena PHK karena bidang kerjanya terhapuskan akibat Revolusi Industri 4.0.
"Dan saya rasa ini kan menjadi kesempatan yang menarik, tidak ada orang yang nganggur nantinya, tidak ada orang yang menunggu kerja, tapi mereka dilatih untuk memiliki skill dan profesionalisme, sehingga bisa bersaing di dunia global. Dan yang dilatih itu adalah sesuai kebutuhan, jadi kebutuhan lapangannya apa, kemudian mereka dididik untuk poin itu," ucapnya.
Sebelumnya, Fahri menyebut program Kartu Pra-Kerja yang direncanakan Jokowi tidak masuk akal. Menurut Fahri, Kartu Pra-Kerja itu bakal memberatkan APBN.
"Itu kan bukan program yang masuk akal. Kenapa? Karena itu kan soal uang. Uangnya nggak ada," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3). (nvl/zak)











































