Peran Komunitas Dinilai Penting dalam Pemberdayaan Perempuan Indonesia

Peran Komunitas Dinilai Penting dalam Pemberdayaan Perempuan Indonesia

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 06 Mar 2019 22:15 WIB
Diskusi 'Women Empowerment: Pendidikan dan Ketenagakerjaan' di Kopi Politik, Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta (Vino/detikcom)
Jakarta - Peran komunitas khusus perempuan dinilai penting dalam pemberdayaan perempuan Indonesia. Komunitas tersebut menjadi sarana komunikasi sekaligus ajang berbagi pengalaman bagi perempuan dari berbagai latar belakang.

Demikian pandangan yang disampaikan oleh Dean of Education at Lingkaran, Ananda Marissya Widya, dalam diskusi 'Women Empowerment: Pendidikan dan Ketenagakerjaan' di Kopi Politik, Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019). Marissya menganggap komunitas itu sebagai support system agar perempuan Indonesia lebih berdaya.

"Support system, memang keberadaan komunitas khusus wanita penting banget. Mungkin ada komunitas ibu-ibu muda. Komunitas ibu-ibu bekerja, profesi A, profesi B. Komunitas sekarang sudah banyak banget. Dan memang itu menjadi adalah satu tool. Yang dicari adalah teman sejawat yang mempunyai pengalaman yang sama," ujar Marissya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marissya kemudian berbagi cerita mengenai pengalamannya selepas lulus kuliah. Dia awalnya masih mempunyai pandangan lama, yakni lulus kuliah harus langsung kerja di perusahaan, kemudian menikah. Namun pandangan itu dinilai Marissya sudah usang.

"Jadi sebenarnya, kalau balik lagi ke masa-masa kuliah dulu, sebenarnya lulus kuliah nggak pernah neko-neko banget. Sudah lulus, pengin kerja multinasional yang sekali sebut orang tahu. Jadi orang nggak perlu repot ngejelasin. Terus nikah, punya anak, berkeluarga. Tadinya mau kaya gitu," ujarnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin massif kemudian membuka cakrawala Marissya bahwa ternyata lulus kuliah tak hanya soal kerja di perusahaan-perusahaan besar. Menurut dia, ada banyak hal yang perlu diperbaiki dari Indonesia jika ingin menjadi negara maju.

"Tapi ternyata, semakin aku mencari ilmu, aku S2, semakin membuka pengalaman bahwa negara-negara maju itu nggak sekadar maju gitu saja. Banyak banyak hal, PR-nya," ujar dia.


Dia akhirnya terjun untuk membenahi pendidikan di Indonesia melalui berbagai gerakan. Jalan itu dia pilih agar Indonesia bisa lebih maju, khususnya di bidang pendidikan.

Hal itu juga yang dia tekankan kepada generasi milenial. Bagi Marissya, derasnya informasi saat ini seharusnya menjadikan seorang perempuan bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.

"Kalau di angkatan generasi milenial, kita semua terpapar informasi sebegitu banyaknya. Sebegitu banyaknya inspirasi di luar sana membuat teman-teman di generasi milenial itu pengin menjadi sesuatu, pengin menjadi seseorang. Aku pun dengan banyaknya inspirasi, banyaknya experience yang aku alami, ternyata aku tuh nggak harus seperti yang aku bayangkan tadi," imbuhnya.

Marissya mengatakan pemikiran-pemikiran yang mengharuskan perempuan hanya mengurus anak dan menjadi ibu rumah tangga adalah pemikiran lama. Saat ini, menurut dia, perempuan bisa berperan dalam berbagai lini kehidupan masyarakat.

"Karena tadi pemikirannya itu, ya sudah, aku kerja, habis itu nikah, mengurus anak. Ternyata nggak gitu lagi sekarang. Bisa bisnis sendiri. Aku bisa sambil kerja juga. Jadi memang generasi sekarang nggak tertutup kemungkinan wanita-wanita berdaya lebih," paparnya.


Dalam kesempatan yang sama, founder QM Financial, Ligwina Hananto, mengatakan upaya pemberdayaan perempuan sebenarnya tak lepas dari peran laki-laki. Dia mendorong setiap laki-laki membukakan pintu bagi perempuan untuk bisa lebih aktif.

"Mengajak para lelaki untuk membuka pintu itu. Kita tidak bisa menampik kenyataan bahwa memang banyak sekali pintu yang pegang laki-laki," ujar dia.

"Empowerment ini nggak bisa hanya berhenti di perempuan saja. Empowerment ini harus berjalan sama-sama dengan laki-laki," sambungnya. (knv/nvl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads