Ketum Rabithah Awaliyah Mundur dari Mustasyar PBNU, Ada Apa?

Ketum Rabithah Awaliyah Mundur dari Mustasyar PBNU, Ada Apa?

Mochamad Zhacky - detikNews
Rabu, 06 Mar 2019 20:45 WIB
Kantor PBNU (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Zen Umar bin Smith, memutuskan mengundurkan diri sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Zen menilai ada hal-hal yang dilakukan kepengurusan PBNU saat ini tidak sejalan dengan aspirasi umat Islam.

"Menyikapi perkembangan dan langkah-langkah PBNU selama kepengurusan ini, saya berpendapat ada hal-hal yang tidak sejalan dengan aspirasi umat Islam. Lebih-lebih seringnya pengurus PBNU mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kurang bijak, sehingga menimbulkan reaksi dan kegaduhan di kalangan umat Islam serta pihak-pihak lain, sehingga dapat merugikan wibawa organisasi," kata Zen dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/3/2019).




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zen mengajukan surat pengunduran diri pada 5 Maret 2019 ini. Dia mengaku tidak dapat menjalankan fungsi sebagai Mustasyar PBNU dengan baik.

"Sebagai Mustasyar, selama ini saya juga tidak dapat berfungsi dengan benar dalam memberikan saran dan nasihat kepada organisasi tersebut. Karena itu, dengan pertimbangan yang panjang, saya telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Mustasyar PBNU terhitung tanggal 28 Jumadil Akhir 1440 H (5 Maret 2019)," jelasnya.

Zen menyatakan Mustasyar PBNU merupakan jabatan terhormat. Dia memastikan akan tetap menjalin silaturahmi dengan para kiai dan ulama NU.

"Meskipun demikian, saya sebagai pribadi maupun sebagai Ketua Umum Rabithah Alawiyah, akan tetap menjalin silaturahmi dengan para kiai, masyaikh, ulama, para pemimpin pondok pesantren di lingkungan NU, lembaga-lembaga dakwah, maupun pimpinan-pimpinan ormas Islam sehingga terjalin saling pengertian yang baik," jelasnya.

Berikut pernyataan pengunduran diri Zen sebagai Mustasyar PBNU:

Maklumat Pengunduran Diri Sebagai Mustasyar PBNU

Kepada seluruh pengurus DPP, DPW dan DPC Rabithah Alawiyah di seluruh Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa atas nama pribadi saya menjadi salah satu Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode kepengurusan saat ini dan hal tersebut merupakan kehormatan yang harus dijaga. Menyikapi perkembangan dan langkah-langkah PBNU selama kepengurusan ini, saya berpendapat ada hal-hal yang tidak sejalan dengan aspirasi umat Islam. Lebih-lebih seringnya pengurus PBNU mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kurang bijak, sehingga menimbulkan reaksi dan kegaduhan di kalangan umat Islam serta pihak-pihak lain, sehingga dapat merugikan wibawa organisasi.

Sebagai Mustasyar, selama ini saya juga tidak dapat berfungsi dengan benar dalam memberikan saran dan nasihat kepada organisasi tersebut. Karena itu dengan pertimbangan yang panjang saya telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Mustasyar PBNU terhitung tanggal 28 Jumadil Akhir 1440 H (5 Maret 2019).

Meskipun demikian, saya sebagai pribadi maupun sebagai Ketua Umum Rabithah Alawiyah, akan tetap menjalin silaturahmi dengan para Kyai, Masyaikh, Ulama, para pemimpin pondok pesantren di lingkungan NU, lembaga-lembaga dakwah, maupun pimpinan-pimpinan ormas Islam sehingga terjalin saling pengertian yang baik. Semoga kita selalu diberikan petunjuk oleh Allah SWT, dan diberi kemampuan untuk mengatakan yang haw walaupun hal itu pahit.

Wassalam,

H Zen Umar bin Smith (zak/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads