"Selama 4 tahun lebih pemerintahan Pak Jokowi sebagian besar kunjungan ke daerah selalu menyempatkan mengunjungi pesantren-pesantren, tempat pendidikan berikut fasilitas yang dibangun, rusun-rusun di pondok pesantren. Tidak ada dasarnya mengatakan akan menghapus pelajaran agama, hanya isu untuk menyudutkan Pak Jokowi," kata Tim Penugasan Khusus TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Nusyirwan Soejono, kepada wartawan, Selasa (5/3/2019).
Bagi Nusyirwan, rentetan kampanye hitam terhadap Jokowi terjadi karena peningkatan elektabilitas capres 01 itu. Apalagi, kata Nusyirwan, suara untuk Jokowi tumbuh di wilayah yang bukan basis pasangan 01.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah video menjadi viral di Sulsel tentang seorang ibu yang berkampanye yang menyebut pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) akan menghapus kurikulum agama. Ibu ini menggunakan atribut PKS dalam kampanyenya.
Pada video tersebut, ibu yang tengah bertamu di rumah warga ini terlihat menggunakan rok terusan berwarna hitam. Di roknya itu, terlihat lambang PKS dengan ukiran dua sabit dan kapas.
Tidak hanya itu, terlihat juga sebuah tulisan di atasnya yang mirip dengan slogan PKS, yaitu 'Bersih, Peduli, dan Profesional'.
Ketua DPW PKS Sulsel Surya Darma saat dimintai konfirmasi menegaskan tidak mengenal ibu yang menyampaikan black campaign ke Jokowi itu.
"Maaf, saya no comment. Ibu di video saya tidak kenal. Bagusnya dilacak sama asal di mana Dinda dapat pertama kali video ini," kata Surya dalam pesan elektronik kepada detikcom, Selasa (5/3).
Saksikan juga video '3 Emak Diciduk Polisi Terkait Video Kampanye Hitam ke Jokowi-Ma'ruf':
(tor/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini