Kepala Dinas Kesehatan Kolut, Irham, menuturkan, meskipun ada penambahan korban, saat ini peristiwa itu belum bisa ditingkatkan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Pasalnya, pada 2018, Kolut pernah mendapatkan 115 kasus rabies.
"Masih kasus biasa, belum KLB karena jika dibandingkan dengan kejadian tahun 2018 angkanya lebih besar, yakni 115 kasus yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kolut," terangnya kepada detikcom, Selasa (5/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun korban tewas tersebut bernama Hudia. Diduga almarhum Hudia yang meninggal masih menunggu pemberian vaksin tahap ketiga.
"Jadi, kalau ada korban yang tergigit, kita berikan VAR 1 dan 2 dalam waktu 1 x 24 jam, kemudian 14 hari setelah itu kita berikan VAR 3 dan tujuh hari setelah itu kita berikan VAR 4, Ibu Hudia ini sedang menunggu pemberian VAR 3," jelasnya.
Baca juga: Warga Dompu NTB Keluhkan Bangkai Anjing Rabies di Jalanan
Pihaknya juga telah berupaya memberikan penanganan sedini mungkin kepada korban gigitan hewan. Di semua puskesmas yang ada di Kolut disediakan rabies center dan untuk logistiknya pihaknya juga menyediakan vaksin serta peningkatan kapasitas tenaga medisnya.
"Dua pekan lalu sudah dilakukan eliminasi, hanya jumlah hewannya saya juga lupa," tuturnya. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini