Atasi Karhutla Riau, KLHK Manfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca

Atasi Karhutla Riau, KLHK Manfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca

Tia Reisha - detikNews
Selasa, 05 Mar 2019 10:18 WIB
Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Jakarta - Pemerintah terus berupaya melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi di wilayah Provinsi Riau. Brigade Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Manggala Agni bersama para pihak yang tergabung dalam Satuan Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Karhutla terus melakukan pemadaman darat dan udara untuk menuntaskan karhutla sampai benar-benar padam.


Setelah kejadian kebakaran yang di Kepulauan Meranti dan Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, serta di Dumai beberapa waktu yang lalu, Satuan Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Karhutla segera melakukan upaya pencegahan terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi karhutla di Provinsi Riau. Mendukung hal tersebut, KLHK bekerja sama dengan BPPT dalam pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna meminimalkan dampak bencana karhutla di Provinsi Riau.

"KLHK bersama TNI, Polri, masyarakat, dan pihak swasta telah berupaya melakukan pemadaman di lapangan. Namun cuaca yang cukup panas menjadi salah satu pemicu karhutla masih terjadi," tutur Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) KLHK, Raffles B. Panjaitan dalam keterangn tertulis, Selasa (5/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menghadiri peluncuran kegiatan ini di Lanud Roesmin Noerjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau (4/3), ia menyatakan sebagai upaya pemadaman areal terbakar dan mencegah timbulnya karhutla baru, BPPT melakukan TMC yang bertujuan untuk membuat hujan buatan sehingga wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui darat dapat dilakukan pemadaman dan/atau pembasahan lahan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan Indonesia akan mengalami El Nino lemah yang dimulai pada Juni 2019.

"El Nino yang terjadi ini memang tergolong lemah, namun kejadian ini berlangsung cukup lama sampai dengan September 2019, jadi kita harus bersiap untuk menghadapinya," ujarnya.

Menurutnya, pelaksanaan TMC yang dimulai pada Maret-Mei adalah waktu yang tepat untuk pembasahan lahan gambut serta banyaknya jumlah awan yang bisa disemai.

Selain Kepala BPPT, acara ini turut dihadiri oleh Kepala BNPB, Gubernur Riau, Asisten Operasi Mabes Polri, Asisten Operasi Mabes TNI, Rektor Universitas Riau, dan Deputi I BRG.


Sementara itu, perbandingan total jumlah hotspot pada 2018 dan 2019 (1 Januari sampai 4 Maret 2019) berdasarkan satelit NOAA terdapat 160 titik. Pada periode yang sama tahun 2018, jumlah hotspot mencapai 276 titik. Ini berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 110 titik atau 42,02%.

Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ?80% terdapat 432 titik. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot mencapai 355 titik. Ini berarti terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 77 titik atau 21,69%. Sedangkan sejak 1 Januari hingga 4 Maret 2019, kejadian karhutla diperkirakan seluas 1.890,31 hektare. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads