"Kita evaluasi semuanya. Ini sudah membuktikan bahwa bangunan yang ada tidak ramah gempa, karena selama ini masyarakat sepertinya hanya istilahnya, yang penting dibangun," kata Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman kepada detikcom, Minggu (3/3/2019).
Dalam catatan Posko Utama Bencana di Kantor Camat Sangir Balai Janggo, ada 504 unit rumah rusak akibat gempa. Reruntuhan bangunan menimpa dan melukai 55 orang warga sehingga memaksa mereka harus menjalani perawatan puskesmas dan rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita prediksi di sini banjir dan longsor, ternyata ada gempa. Kita akan evaluasi lagi bangunan-bangunan yang akan dibangun, konstruksinya tentunya harus mengacu pada standar ramah gempa," katanya.
"Ke depan ini akan jadi perhatian pemerintah daerah untuk membantu desain agar rumah-rumah mereka benar-benar kuat terhadap gempa," katanya.
Anggota DPD RI asal Sumatera Barat, Emma Yohana, juga melihat hal yang sama. Menurutnya, konstruksi bangunan harus menjadi perhatian serius karena bisa menjadi sumber masalah saat gempa terjadi.
Saat meninjau dan menyerahkan bantuan untuk para korban, Emma Yohana mengatakan, sebagai orang yang tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi, konstruksi bangunan harus benar-benar ramah dengan bencana tersebut.
"Kita tentu tidak ingin peristiwa yang sama terulang. Cukup ini menjadi pelajaran berharga," kata Emma.
Simak Juga ' Imbas Gempa Solok- Ratusan Rumah Hancur, Puluhan Orang Luka ':
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini