"Masih berpotensi terjadi, tapi peluang terjadi puting beliung di tempat yang sama atau berdekatan dengan lokasi terjadinya puting beliung pada Kamis (28/2) di Kota Kupang sangat kecil," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun EL Tari Bambang Santiajid, kepada Antara di Kupang, Jumat (1/3/2019).
Pada Kamis (28/2), angin puting beliung merusak 120 rumah warga di dua kelurahan, yakni Kelurahan Liliba dan Penfui, Kota Kupang. Rumah-rumah penduduk yang rusak tersebut umumnya mengalami kerusakan pada bagian atap, karena terbawa angin serta plafon rumah karena terkena hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak bisa diprediksi apakah angin puting beliung atau angin kencang, yang pasti ada potensi angin kencang, sehingga warga sebaiknya tetap waspada," katanya.
Dia menambahkan, potensi angin kencang disertai hujan deras, bisa dilihat dari gumpalan atau kumpulan awan tebal dan hitam, menjulang tinggi, sebagaimana yang disaksikan warga sebelum puting beliung menerjang dan memorak-porandakan rumah warga di Liliba dan Penfui.
"Kondisi ini, menunjukkan adanya potensi bencana. Awan yang demikian disebut awan comulonimbus yang disebabkan oleh tekanan rendah atau tidak stabilnya atmosfer," ungkapnya.
Karena itu, masyarakat harus tetap waspada pascaputing beliung menerjang dan memorak-porandakan rumah warga di Liliba, Kota Kupang. (rvk/asp)