"Nggak marahlah, Pak Prabowo hanya ingin sama-sama menghormati saja. Di sana kan ada yang sedang serius dengar juga. Saya kira itu biasa saja, agar apa yang disampaikan beliau benar-benar sampai kepada publik. Kita pun kalau bicara di depan, pasti ingin yang di hadapan kita benar-benar paham, agar tidak salah duga atau salah sangka," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Faldo Maldini, kepada wartawan, Rabu (27/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faldo menjelaskan Prabowo adalah sosok yang jeli kepada audiens ketika penyampaikan pandangan atau pidato. Menurut dia, Prabowo ingin warga yang hadir bisa memahami apa yang disampaikan.
"Beliau adalah seorang mantan militer yang perhatian pada berbagai aspek. Jadi tidak ingin ada yang mengganggu komunikasi untuk tersampaikan. Kalau ada salah paham, pasti dampaknya bisa ke mana-mana. Saya rasa yang diberi tahu oleh Pak Prabowo itu bukan ulama atau tokoh masyarakat. Karena ini soal menghargai satu sama lain. Seorang ulama dan tokoh masyarakat pasti ingin menghargai orang lain yang mendengarkan apa yang disampaikan Pak Prabowo, termasuk pada Pak Prabowo sendiri," tuturnya.
Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyayangkan jika ada pihak yang menyebut ajakan Prabowo untuk mendengarkan pandangan justru disebut marah-marah. Dia menilai apa yang dikatakan Ace Hasan sebagai jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf soal The New Prabowo gagal keliru.
"Jadi itu bukan teguran, sih. Ajakan untuk sama-sama menghargai, menghargai yang sedang bicara, hargai yang ingin mendengar. Di negara ini, kita butuh pemimpin yang bisa ajak jalan sama-sama, merangkul, menguatkan, bukan yang pecah belah, saya Pancasila, kamu bukan. Saya toleran, kamu radikal. Selama ini kan kayak begitu. Orang mengajak, dibilang marah. Kan ini bahaya. Bukan The New Prabowo yang gagal, tapi Kang Ace saja yang gagal paham," kata Faldo. (idn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini