"Ya, gimana ada sumpah pocong, sumpah pocong itu mana boleh. Sumpah itu, 'demi Allah saya bersumpah'. Jangan sumpah pocong dong," kata OSO di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Namun, di lain sisi, OSO 'memaklumi' tantangan Wiranto. Dia menyebut barangkali Wiranto--yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Hanura--menganggap Kivlan Zen sebagai 'hantu'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tantangan Sumpah Pocong 2 Jenderal |
Sementara itu, terkait tudingan Kivlan ke Wiranto, OSO enggan banyak berkomentar. Ia mengaku tak tahu persis duduk persoalan di antara keduanya.
"Saya kira itu kan berdua itu kan sedang bertikai. Saya nggak tahu mana yang benar dan saya tidak mengikuti secara pasti. Tapi penegakkn hukum harus dilakukan. Nah, di sinilah tantangan bagi Wiranto. Betul nggak dia menegakkan hukum yang melanggar hukum," kata OSO.
"Kalau betul ya, nggak apa-apa, memang itu kewajibannya. Tapi jangan sampai nanti pilih kasih, ada ya semacam rekayasa ada yang hukum yang harus ditindak, ada hukum yang tidak perlu ditindak. Ini tentu tidak bisa. Jadi Menko Polhukam harus tegas bahwa pelanggaran hukum harus ditindak," imbuhnya.
Sebelumnya, dilansir cnnindonesia.com, Kivlan menuding Wiranto turut melengserkan Soeharto. Kivlan menyebut bukti dari tudingannya adalah sikap Wiranto yang secara tiba-tiba meninggalkan Jakarta saat keadaan sedang genting.
"Ya, sebagai Panglima ABRI waktu itu, Pak Wiranto kenapa dia meninggalkan Jakarta dalam keadaan kacau dan kenapa kita yang untuk amankan Jakarta tidak boleh kerahkan pasukan, itu," kata Kivlan di Gedung AD Premier, Jakarta Selatan, Senin (25/2).
"Jadi kita curiga, lho, keadaan kacau masak nggak boleh mengerahkan pasukan untuk amankan, kenapa dia tinggalkan Jakarta, dan kemudian dia minta Pak Harto supaya mundur," lanjut dia.
Menjawab tudingan itu, Wiranto pun menantang Kivlan melakukan sumpah pocong.
Saksikan juga video 'Wiranto Tantang Prabowo dan Kivlan Zen Sumpah Pocong!':
(tsa/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini