Sekjen PSI Raja Juli Antoni menuturkan Solidarity Tour Sulawesi digelar selama 8 hari, dimulai dari Mamuju, lalu ke Mamasa, Toraja, Palopo, Poso, Palu dan berakhir di Makassar.
"Di tiap kota saya bertemu dengan pengurus dan caleg PSI. Terlihat optimisme di mata lelah mereka. Tidak lupa saya sempatkan bertemu dengan tokoh agama terutama pemimpin Sinode dan Keuskupan, kelompok 'minoritas' yang selama ini sering menjadi korban intoleransi," kata Antoni kepada wartawan, Selasa (26/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antoni menuturkan mereka berdiskusi soal ancaman intoleransi dan strategi mengatasinya. Dia mengklaim banyak dukungan agar PSI bisa lolos ke Senayan
"Mereka mengapresiasi politik ideologis PSI sebagai partai nasionalis sejati bulan partai nasionalis gadungan," ujarnya.
Sejumlah tokoh yang ditemui PSI antara lain Sekum Sinode Gereja Toraja Mamasa Pendeta Yusuf Artha, Ketum Sinode Gereja Toraja Pendeta Musa Salusu, Ketum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah Pendeta Jetrosono Rense, Ketum Sinode Gereja Protestan Indonesia Donggala Pendeta Alexander Z Rondonuwu, Sekretaris Keuskupan Agung Makassar Pastor RD Paulus Tongli, dan Pastor Pius Oktavianus dan Sekretaris Kerasulan Awam Keuskupan Agung Makassar Lusi Lamba.
"Saya ketemu juga di sana dengan teman yang sudah lama tidak jumpa, Yohanna, sesama 'alumni' Regional Interfaith Dialogue di Phnom Phen, Kamboja sekitar tahun 2007. Di beberapa tempat saya juga bertemu dengan banyak pendeta yang tergabung di Asosiasi Pendeta Indonesia (API). Saya mengunjungi juga beberapa Paroki dan gereja-gereja lainnya," ujar Antoni. (tor/van)