Isu PD Ganti Nakhoda: Diotaki Ibas, Dipimpin AHY

Round-up

Isu PD Ganti Nakhoda: Diotaki Ibas, Dipimpin AHY

Elza Astari Retaduari, Gibran Maulana Ibrahim, Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Selasa, 26 Feb 2019 09:35 WIB
Foto: AHY (kanan) bersama Ibas (kiri). (Lamhot Aritonang/detikcom).
Jakarta - Isu Partai Demokrat (PD) berganti nakhoda dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke anak-anaknya kian santer terdengar. Nama putra sulung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut akan memimpin PD menggantikan ayahnya, dengan sang adik, Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) alias Ibas yang akan menjadi otak partai berlambang mercy itu.

Kabar soal AHY yang akan segera mengambil alih takhta SBY sebagai Ketum PD beredar lewat jejaring WhatsApp atau WA. Disebutkan alasan pergantian pimpinan PD itu lantaran SBY tengah sibuk mengurus istrinya, Ani Yudhoyono yang tengah perawatan untuk melawan sakit kanker darah.

Berikut ini bunyi pesan yang beredar di WA itu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inponya: AHY akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Karena ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina sedang sibuk di LN. Sekjen dan Bendum sibuk nyaleg. Maka Ketua Umum diserahkan kepada AHY persisnya pada 1 Maret nanti. Wallahu alam bishawab

Rupanya informasi tersebut bukan sekedar kabar burung belaka. Wasekjen PD Andi Arief menyebut memang ada keinginan dari para kader dan pimpinan DPD PD di daerah agar SBY berfokus mengurus Ani Yudhoyono. Ada suara yang berharap AHY berperan lebih banyak lagi.


"Memang sekarang ada keinginan DPD dan kader agar SBY konsentrasi mengurus Ibu Ani, lalu AHY memimpin kemenangan pileg. Jadi cuma konsentrasi menang pileg. Ketum tetap SBY sampai kongres 2020," sebut Andi.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPP PD Didik Mukrianto. Namun menurut Didik, dua nama putra SBY itu sama-sama diharapkan oleh kader untuk bisa memimpin Demokrat selama SBY absen.

"Menghadapi Pileg ini PD butuh energi ekstra untuk kampanye dan menyapa rakyat. Pak SBY sangat tidak mungkin karena Ibu Ani sedang membutuhkan kedekatan Pak SBY. Kader menyadari, itu yang utama. Ibu Ani sumber energi bagi segenap kader. Ibu Ani orang tua, peneduh, penyejuk dan inspirator kader," kata Didik.

Meski begitu, kehadiran SBY disebut Didik masih diharapkan. Untuk bisa menggantikan posisi SBY, maka kehadiran anak-anaknya untuk memimpin Demokrat dirasa sangat diperlukan.

Isu PD Ganti Nakhoda: Diotaki Ibas, Dipimpin AHYFoto: SBY-Bu Ani bersama AHY dan Ibas. (Dok Instagram Agus Yudhoyono).

"Rakyat sangat merindukan SBY untuk bisa menyapa mereka, meskipun mereka menyadari ketidakmungkinan saat ini untuk hadirnya SBY. Maka mereka berharap AHY dan atau EBY yang bisa menggantikan sosok SBY," tuturnya.

Meski begitu, info soal AHY akan menggantikan SBY sebagai Ketum ditepis oleh sejumlah elite PD. Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat itu disebut dikuatkan sebagai roda pemenangan PD dalam Pemilu 2019.

"Penguatan saja sebagai Komandan Kogasma agar dapat memimpin pemenangan di Pileg dan Pilpres yang akan datang," kata Wakil Kogasma PD, Herman Khaeron.

Peran AHY dan Ibas pun disebut akan saling melengkapi untuk pemenangan Demokrat. Seperti diketahui, Ibas yang merupakan anak bungsu SBY menjabat sebagai Ketua Komisi Pemenangan Pemilu DPP PD.

"Ini tetap tupoksinya ya. Artinya gini, di DPP memang ada Komisi Pemenangan Pemilu. Mas Ibas Ketua Pemenangan Pemilu. Tetap perumusan strategi dan sebagainya Mas Ibas. Secara struktural Komisi Pemenangan Pemilu Daerah tetap juga dikendalikan Mas Ibas sebagai pemegang struktur di DPP," jelas Herman.

Untuk AHY, Herman menyebut akan lebih banyak bergerilya. AHY akan turun menyapa masyarakat dan para pendukung PD.

"Namun gerilya lapangan, ya Kogasma dibentuk adalah sebagai tim pemenangan. Saya kira ada regulasi secara institusi, kemudian ada pergerakan pasukan yang langsung terjun di lapangan yang saat ini dipimpin Mas Agus," sebut Herman.


Wakil Ketua Komisi II DPR itu menegaskan tak akan ada tumpang tindih peran antara AHY dan Ibas di Pemilu 2019. Tugas AHY di Kogasma PD adalah mendukung dan menjalankan strategi yang telah dirancang Ibas sebagai Komisi Pemenangan Pemilu DPP PD.

"Tidak ada duplikasi, tidak ada redunden, ini pembagian tugas saja, positioning secara struktural dan positioning secara organisasi adhoc. Kalau Kogasma ini kan organisasi adhoc yang dibentuk oleh Ketum sebagai sarana membantu DPP untuk memenangkan pemilu," urainya.

Kehadiran AHY untuk memimpin PD disebut menjadi aspirasi kader dari daerah hingga pusat. AHY dianggap sangat layak melanjutkan kepemimpinan di Demokrat.

"Tentu aspirasi kita sudah dengarkan dari dulu, bahwa figur AHY-lah yang sangat layak melanjutkan kepemimpinan PD. Dan ini juga merupakan aspirasi dari berbagai daerah, baik DPD maupun DPC. AHY telah berkunjung dan mengunjungi lebih 24 provinsi dan ratusan kabupaten kota dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Wasekjen PD, Putu Supadma Rudana.

Di tengah isu kencang AHY akan memimpin Demokrat, mantan perwira TNI AD itu rupanya akan menyampaikan orasi politik pekan depan. Putu menyebut orasi AHY akan diawali dengan kegiatan di kantor DPP PD, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Di acara tersebut, AHY akan mendapat mandat mengawal PD di Pileg 2019.

"Kita tunggu orasi politik AHY pada tanggal 1 Maret 2019 di Jakarta Theater. Dan akan diawali dengan launching kampanye kreatif di kantor DPP Partai Demokrat. Bahwa AHY akan melaksanakan penugasan yang akan diberikan Ketua Umum untuk mengawal PD ke Pileg 2019. Untuk memenangkan Pileg 2019," urai Putu.

Dewan Pembina Partai Demokrat angkat bicara soal isu AHY bakal menggantikan SBY. Anggota Dewan Pembina PD, Ahmad Mubarok mengatakan AHY baru bisa jadi Ketum PD melalui mekanisme kongres.

"Untuk saat ini isu-isu saja, spekulasi. Kalau ada ide AHY di kongres nanti," kata Mubarok.

Kalaupun nantinya AHY jadi Ketum PD, Mubarok menilai memang layak. "Kalau kapasitas dia itu lebih tinggi AHY dibanding SBY dalam seusia dia, dia magnitnya sangat kuat," pungkasnya.


Saksikan juga video 'Edhie Baskoro Sang Putra Mahkota Partai Demokrat':

[Gambas:Video 20detik]




Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di sini. (elz/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads