"Sampai sekarang, masih banyak yang perlu, hasil evaluasi dengan KAI, semua sudah kita rapatkan, kita akan bangun lagi satu halte lagi di dekat Jatibaru Bengkel situ. Jadi orang keluar stasiun, bisa dijemput TransJakarta," ucap Direktur Utama PT Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan, kepada wartawan di Monas, Jakarta, Senin (25/2/2019).
Yoory belum memastikan kapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan resmikan JPM yang telah digunakan masyarakat sejak 7 Desember 2018. Selain itu, pengaturan untuk pejalan kaki diterapkan pada Kamis (7/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JPM menghubungkan pejalan kaki dari Stasiun Tanah Abang ke Blok G Pasar Tanah Abang dan Jalan Jatibaru Bengkel. Pejalan kaki tidak bisa menyeberang Jalan Jatibaru Raya, di depan Stasiun Tanah Abang.
Menurut Yoory, berdasarkan hasil evaluasi, JPM bagus untuk mendidik masyarakat agar tidak asal menyeberang. Apalagi, Jalan Jatibaru Raya ramai dilintasi baik angkutan pribadi maupun angkutan umum.
"Bagus dong. Kan itu (menyeberang) membahayakan, kan. Kalau seandainya bercampur dengan kendaraan bermotor," ucap Yoory.
Sebelumnya diberitakan, skybridge Tanah Abang dilengkapi berbagai fasilitas seperti CCTV, 6 smart toilet, musala, 26 unit alat pemadam api ringan (APAR), tempat duduk, hingga charging port. Penyediaan fasilitas ini dimaksudkan membuat pejalan kaki lebih tertib. Sehingga kemudian Jalan Jatibaru akan bebas dari orang yang berjalan kaki, menyeberang sembarangan, penurunan hingga penjemputan.
Efektif sejak 7 Februari, pejalan kaki tidak diperbolehkan melintas di Jalan Jatibaru. Petugas Dishub yang berjaga pun mengarahkan pejalan kaki yang belum tahu ke skybridge. Sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat. (aik/jbr)