Bawa Cat Warna Darah Saat Demo di Ambon, Mahasiswa Diamankan

Bawa Cat Warna Darah Saat Demo di Ambon, Mahasiswa Diamankan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 22 Feb 2019 09:41 WIB
Bawa Cat Warna Darah Saat Demo di Ambon, Mahasiswa Diamankan
Ilustrasi (edi/detikcom)
Ambon - Sekelompok mahasiswa di Ambon diamankan polisi karena dugaan rekayasa demonstrasi. Bukinya yaitu didapati car warna darah di kantong mereka. Apa tujuannya?

Kasus bermula saat mahasiswa demo pada Kamis (21/2) pukul 11.30 WIT. Mereka demo bertempat di depan Gong Perdamain kota Ambon. Aksi dibubarkan oleh pihak kepolisian dikarenakan para peserta aksi melakukan sikap arogan serta mengganggu ketertiban umum.

Aksi tersebut juga tidak sesuai dengan surat pemberitahuan yang diberikan ke pihak Kepolisian yang mana sesuai surat pemberitahuan menjelaskan bahwa titik aksi di Kantor Pengadilan Negeri Ambon dan Polda Maluku .

Namun pada pelaksanaannya para peserta melakukan aksi di Gong Perdamaian Dunia serta mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kemacetan arus Lalu lintas sehingga polisi mengamankan koordinator lapangan dan peserta aksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat berlangsungnya aksi telah ditemukan bubuk pewarna makanan cap betet berwarna merah (persis darah manusia) dari saku celana salah satu peserta aksi atas nama Fardan Umasugy," kata Kasubag Humas Polres setempat, Ipda Julkisno Kaisupy di Ambon, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (22/2/2019).

Pelaku sengaja membawa bubuk tersebut dengan maksud untuk menyiramkan badannya pada saat berlangsung aks. Yang mana barang tersebut diduga akan digunakan ketika nantinya terjadi benturan dengan pihak kepolisian sehingga menimbulkan opini bahwa polisi telah melakukan penganiayaan terhadap mahasiswa.

Aparat kepolisian dari Polsek Kota bersama Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease mengamankan tiga mahasiswa yang diduga melakuan aksi demonstrasi rekayasa untuk menjebak polisi dengan cara menyiapkan bubuk pewarna makanan berwarna merah.

"Bubuk pewarna makanan ini nantinya akan disiramkan pada tubuh mereka saat berlangsung aksi demo yang berujung ricuh, agar ada kesan mahasiswa dipukuli dan dianiaya polisi," ujarnya.

(asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads