"Yang saya maksudkan begini, kekuatan politik Islam formal, partai politik Islam itu sekarang porak-poranda, terutama sebagai konsekuensi logis reformasi. Tahun 1999, di awal reformasi, hampir ada 200 partai Islam oleh tim yang dipimpin Cak Nur. Verifikasi hanya 22 partai Islam dan partai yang tersisa sekarang," kata Din di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Hal itu disampaikan Din saat memberikan sambutan dalam rapat pleno ke-36 Dewan Pertimbangan MUI. Menurut Din, partai Islam saat ini tidak bisa bersatu karena memiliki kepentingan politik yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketum PP Muhammadiyah ini menuturkan, partai Islam sekarang seharusnya membentuk koalisi sendiri. Din mengimbau partai-partai Islam yang ada agar tidak terlalu mengejar kepentingan duniawi.
"Ya seharusnya mereka kan berkoalisi secara strategis. Apa yang menjadi wawasan Islam tentang pembangunan ekonomi, wawasan Islam tentang pembangunan kebudayaan Indonesia. Nah, mereka nggak sempat ke masing-masing, dan terutama dalam hal pencalonan presiden masing-masing sudah punya calonnya," papar Din.
"Jadi terlalu berat pragmatisme dan kepentingan politik bersifat duniawi. Ini yang dari sudut kami, ormas-ormas ini sangat disayangkan," imbuhnya.
Saksikan juga video 'SBY: PKS Ini Partai Islam, tapi Amanah dan Hormati Demokrasi!':
(zak/hri)











































