"Kami belum tahu kapan bisa pindah ke huntara," kata Fatimah, salah seorang pengungsi korban di Balaroa, yang dikutip dari Antara, Rabu (20/2/2019).
Dia menambahkan sudah hampir lima bulan terakhir ini mereka menempati tenda-tenda bantuan dari berbagai pihak. Dia mengakui tinggal di tenda yang cukup sederhana rasanya tidak enak.
"Tapi apa boleh buat, mau kembali ke tempat tinggal semula, rumah dan seluruh perabot sudah hancur karena gempa 7,4 SR," ungkap Fatimah.
Hal senada juga disampaikan Rahmat yang mengungsi juga di Balaroa. Dia mengatakan, sudah tidak lagi memiliki rumah karena diterjang gempa bumi beberapa bulan lalu.
"Tidak ada yang tersisa. Semua baik rumah maupun perabot rumah habis," tuturnya.
Para pengungsi di Balaroa kini hanya berharap semoga pemerintah bisa memindahkan mereka ke hunian sementara. (rvk/asp)