"Terhitung dari Januari hingga 18 Februari jumlah korban yang meninggal akibat DBD di NTT saat ini sudah mencapai 24 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominikus Mere kepada wartawan di Kupang, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (19/2/2019).
Hal ini ia sampaikan berkaitan dengan perkembangan kasus demam berdarah yang terjadi di provinsi itu pascaditetapkannya tiga daerah di NTT mengalami kejadian luar biasa (KLB) DBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah pasien yang meninggal itu, kini yang dirawat di RS Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, berjumlah 366 orang. "Sumba Timur berada pada urutan ketiga kasus DBD di NTT. Namun jumlah korban yang meninggal terbanyak adalah kabupaten itu juga dengan jumlahnya mencapai 10 orang," ujar dia.
Urutan pertama ditempati Kabupaten Manggarai Barat, dengan jumlah pasien DBD yang dirawat mencapai 428 orang.
"Ada dua pasien DBD yang meninggal di kabupaten itu dengan case fasility rate mencapai 0,5 persen," ujar dia.
Sementara itu, penderita DBD terbanyak kedua ada di Kota Kupang, yakni 400 orang, dan tak ada laporan ada yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, kata dia, korban DBD yang dirawat di RS seluruh wilayah NTT dalam periode tersebut mencapai 2.291 orang.
Untuk mencegah menyebarnya kasus DBD itu, Dinkes NTT bersama kabupaten dan kota melakukan penanggulangan DBD, seperti mendistribusikan logistik penanggulangan DBD ke kabupaten dan kota endemis DBD, antara lain mesin fogging dan larvasida (abate).
Kemudian memberi tambahan bantuan ke kabupaten yang mengalami KLB DBD, yakni Manggarai Barat, berupa lima mesin fogging, lima galon abate/larvasida, plasma darah 44 kantong, kantong darah 23 buah, serta mengaktifkan surveilans aktif rumah sakit.
Tonton juga: Tanaman Alami Ini Bisa Mencegah Gigitan Nyamuk Lho!
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini