"Jadi, berawal tiga orang anak bermain di tempat terlarang (tempat latihan menembak). Mereka menemukan amunisi jenis SPG, SPG itu senjata pelontar granat, yang tidak meledak. Kemudian diambil oleh ketiga anak tersebut," kata Kolonel Helmy saat ditemui di Makorem 061/Surya Kencana, Bogor, Jumat (15/2/2019).
Kolonel Helmy menyebut granat yang menjadi peluru pada senjata SPG berkaliber 40 milimeter dengan jangkauan dari 50 hingga 250 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helmy menegaskan, area latihan militer memang harus steril dari kegiatan sipil. Apa pun kegiatannya, harus seizin pihak yang berwenang atas area tersebut.
"Untuk lokasi tempat latihan sangat aman karena jauh dari permukiman warga. Sebenarnya imbauan untuk lokasi tempat latihan angkatan bersenjata di lokasi tersebut sudah dilakukan. Bahwa jika warga menemukan barang militer untuk menyerahkan ke aparat terkait, jangan dibawa pulang atau disimpan untuk kenang-kenangan itu tidak diperbolehkan," paparnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya ikut berbelasungkawa terhadap keluarga yang anaknya menjadi korban. Sampai saat ini, pihak TNI terus memonitor lokasi kejadian dan melakukan uji laboratorium untuk memastikan jenis granat yang meledak dan menewaskan Mubarok dan Doni.
"Kami juga mengantar korban hingga proses pemakaman, kami juga memberikan santunan untuk semua korban. Sampai saat ini, kami lakukan monitoring TKP dan mengidentifikasi jenis granat itu," pungkasnya.
Saksikan juga video 'Granat Meledak di Bogor, 2 Bocah Tewas':
(asp/asp)












































