41 Penadah CPO & Solar Dibekuk
Jumat, 16 Sep 2005 13:26 WIB
Pekanbaru - Jajaran Polda Riau menangkap 41 tersangka penadah crude palm oil (CPO) dan solar yang sering beroperasi lintas timur Pekanbaru-Dumai, Riau. Lokasi pembekukan mereka tepatnya di Desa Bumbung, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.Dari 41 orang itu, hanya 4 orang yang merupakan penampung solar. Hingga Jumat (16/9/2005) seluruh tersangka ditahan di Markas Brimob Riau, Jl Pelajar, Pekanbaru.Barang bukti yang disita, 5 drum CPO masing-masing berisi 200 liter dan 1 mesin penyedot CPO, semuanya kini disimpan di Markas Brimob Riau. Sedangkan 9 tangki penampung CPO yang masing-masing 1 tangki bisa menampung 20 ribu liter, masih diamankan polisi di TKP.Kapolda Riau Brigjen Pol S Damanhuri kepada wartawan di Markas Brimob Riau menyatakan, para tersangka merupakan sindikat penampung CPO yang beroperasi di jalan lintas timur, yang menghubungkan kawasan pelabuhan di Dumai."Mereka selama ini telah meresahkan sejumlah perusahaan pabrik kelapa sawit yang berada di Riau," kata Damanhuri.Para bandit CPO itu beraksi di malam hari dengan memaksa sejumlah truk tangki CPO berhenti dan menurunkan muatannya. Bila tidak bersedia, para bandit itu tak segan-segan menganiaya sopir tangki CPO. Kejahatan ini mendorong Polda Riau menggelar operasi di jalur lintas timur dalam sepekan ini.Kebiasaan SopirDi markas Brimob, 41 tersangka kejahatan CPO dan BBM solar itu diarak dan diperlihatkan kepada wartawan. Mereka disuruh membuka baju dan diminta melayani pertanyaan wartawan.Seorang di antara tersangka bernama Rusdiyadi, asal Medan. Dia mengaku sudah setahun tinggal di Kota Duri sebagai penampung solar.Setiap ada truk tangki solar melintas, kawanannya akan membeli satu dirijen (berisi 36 liter) solar dengan harga Rp 60 ribu. Harga resmi di pasaran,satu dirijen solar Rp 78 ribu. Jadi kawanan Rusdi mengantongi untung Rp 18 ribu per dirijen."Ini tidak ada unsur pemaksaan. Ini sudah menjadi kebiasaan para sopir truk tangki BBM mencari uang di tengah jalan," kata Rusdi.Rusdi yang punya 4 anggota ini setiap harinya mampu menampung 2 drum solar. BBM itu dipasarkan kepada masyarakat di sekitarnya. Dia juga tiap bulan setor upeti kepada oknum TNI dan polisi agar bisnisnya lancar-lancar saja.Wah bagaimana nih Pak Tanto dan Pak Tarto?
(nrl/)