Seperti diketahui, gempa pertama yang bermagnitudo 5,0 terjadi hari Kamis (14/2) pukul 02.58 WIB berpusat di laut para jarak 134 kilometer selatan Kota Kepanjen, Malang, dengan kedalaman 69 kilometer. Gempa kedua terjadi pukul 06.41 WIB yang berpusat di laut pada jarak 84 kilometer arah selatan Kota Pandeglang serta pada kedalaman 56 kilometer.
"Gempa selatan Malang tadi pagi pusatnya berdekatan dengan gempa kuat Jawa Timur pada tahun 1958. Gempa 1958 ini belum diketahui secara pasti magnitudonya. Tetapi sejarah mencatat dampak gempa ini dilaporkan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI. Akibat gempa ini tercatat banyak rumah rusak, banyak ditemukan tanah terbelah (ground failure), dan dilaporkan sebanyak 8 orang meninggal," ujar Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG menjelaskan, kedua gempa tersebut terjadi di zona yang relatif 'sepi gempa' karena pusatnya yang cukup jauh dari episenter gempa M=7,8 yang memicu tsunami di Banyuwangi pada 3 Juni 1994, dan gempa kuat M=7,7 yang memicu tsunami di Pangandaran pada 17 Juli 2006. BMKG mengimbau masyarakat tidak perlu panik.
"Dengan memperhatikan adanya peningkatan aktivitas seismik di Samudra Hindia selatan Jawa akhir-akhir ini kita patut waspada, tetapi tidak perlu takut dan panik," ujar Daryono.
BMKG turut mengimbau masyarakat menyiapkan diri mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Konstruksi bangunan rumah diimbau didesain tahan guncangan gempa. (dkp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini