Kepala Resor BKSDA Sijunjung Zulmi Gusrul mengatakan box trap juga akan dilengkapi dengan kamera tersembunyi untuk memantau pergerakan harimau.
"Kami memperkirakan harimau yang muncul (di Sumpur Kudus) ini masih remaja, sifatnya suka berburu. Banyak membunuh, lalu (bangkainya) ditinggalkan," jelas Zulmi kepada detikcom Selasa (12/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Zulmi, pemasangan perangkap dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat yang sudah resah dan khawatir akan keselamatan mereka.
"Ini sudah meresahkan masyarakat setempat. Sesuai dengan permintaan, kami pasang satu perangkap. Pemasangan perangkap tidak jauh dari lokasi awal munculnya harimau," ujarnya.
Zulmi menduga masuknya harimau Sumatera ke permukiman diduga akibat terusik aktivitas masyarakat yang merambah habitat hewan tersebut, seperti berburu babi.
"Sifat harimau Sumatera ketika berusia remaja tidak akan takut saat berhadapan dengan manusia. Sebab, di usia remaja ini, harimau Sumatera dalam tahap proses pembelajaran dalam berburu mangsa," katanya.
Sepanjang 2019 ini, konflik harimau dengan manusia yang muncul di Kabupaten Sijunjung menjadi yang pertama. Biasanya, konflik lebih sering terjadi antara manusia dan beruang.
"Ini konflik harimau Sumatera dengan manusia pertama tahun ini. Tahun lalu di lokasi yang sama kami fokus pengusiran, tapi kembali datang, sekarang kita fokus menangkap, sehingga nanti bisa direhabilitasi, kemudian dilepasliarkan," katanya. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini