BPN Prabowo: Kami Tak Pakai 'Propaganda Rusia' ke Masyarakat Bawah

BPN Prabowo: Kami Tak Pakai 'Propaganda Rusia' ke Masyarakat Bawah

Dwi Andayani - detikNews
Minggu, 10 Feb 2019 07:19 WIB
Jubir BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. (Foto: Tsarina/detikcom)
Jakarta - Guru Besar FISIP UI, Prof Arbi Sanit menyebut strategi 'propaganda Rusia' digunakan untuk mencuci otak masyarakat kelas bawah. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menegaskan tidak pernah memakai propaganda tersebut pada masyarakat.

"Intinya, pertama kami tidak pernah menggunakan propaganda Rusia, jadi kalau ada yang bilang kami menggunakan propaganda Rusia itu hoax," ujar juru bicara BPN Andre Rosiade kepada wartawan, Sabtu (9/2/2019).


Andre mengatkan selama ini pihaknya fokus menyampaikan persoalan pembangunan ekonomi. Baik lapangan pekerjaan hingga harga bahan pokok terjangkau yang menjadi perhatian Prabowo dan Sandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sampaikan selama ini fokus soal ekonomi, bagaimana Pak Prabowo dan Sandi komitmen memikirkan nasib bangsa, membuka lapangan pekerjaan dan memastikan harga bahan pokok terjangkau. Tiga ini yang selalu kami sampaikan ke publik, jadi kami tidak lakukan propaganda rusia," kata Andre.

Propaganda ini dikatakan Arbi dilakukan dengan bertujuan mencuci otak masyarakat kelas bawah. Namun, Andre kembali menegaskan pihaknya tidk melakukan propaganda ke masyarakat bawah, melainkan berkampanye dengan mendatangi masyarakat secara langsung.

"Kami tidak melakukan propaganda ke masyarakat bawah, yang kami lakukan adalah kami door to door ke rumah masing-masing masyarakat. Sekarang itu relawan, caleg seluruh pendukung Pak Prabowo itu mengerjakan door to door ke masyarakat tanpa melakukan propaganda Rusia," tuturnya.


Sebelumnya, Arbi mengatakan propaganda ala Rusia adalah upaya mencuci otak. Arbi menjelaskan--dalam konteks Indonesia kekinian--propaganda ala Rusia bertujuan mencuci otak masyarakat kelas bawah.

"(Pernyataan kontroversial Presiden Jokowi tentang propaganda) ini kan memang ada Rusia-rusianya. Nah Rusia-rusianya itu setahu saya dulu dimulai dengan percobaan terhadap anjing. Anjing dilemparkan sesuatu, disuruh ambil, kalau diambil, dikasih makanan, diulang terus, sehingga akhirnya anjingnya hafal," kata Arbi dalam diskusi bertajuk 'Propaganda Rusia, Ancaman bagi Demokrasi Kita?' di Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/2).

"Intinya apa? Cuci otak. Otak rakyat, pemilih dicuci. Nah caranya ada dua, pertama ulang terus, kedua berikan substansi yang baru di luar pengetahuan masyarakat. Saya kira ini yang sedang berlangsung untuk mengisi waktu kampanye," sambung Arbi.


Saksikan juga video ' Serangan Balik Jokowi dan Propaganda Ala Rusia ':

[Gambas:Video 20detik]



Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di sini.

(dwia/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads