Pernyataan TKN itu bermula dari bantahan pemerintah Rusia terkait pernyataan Jokowi yang menyebut ada timses yang menggunakan 'propaganda Rusia'. Rusia menegaskan 'propaganda Rusia' yang selama ini disebut-sebut hanyalah rekayasa belaka.
"Sebagaimana diketahui, istilah 'propaganda Rusia' direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tegas Kedubes Rusia melalui akun Twitter resmi @RusEmbJakarta pada Senin (4/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rusia Tepis Jokowi soal 'Propaganda Rusia' |
TKN Jokowi-Ma'ruf pun kemudian menjelaskan maksud pernyataan sang capres. Menurut TKN, yang dimaksud Jokowi adalah keterlibatan konsultan asing asal Rusia dalam strategi propaganda yang digunakan salah satu timses.
"Itu kan yang dimaksud konsultan-konsultan politik yang dari Rusia, bukan Rusia-nya. Jangan digeneralisasi terus negara Rusia. Bukan. Itu sih anu aja... propaganda yang di dalamnya itu konsultan politik Rusia," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, saat dihubungi, Senin (4/2/2019).
Strategi yang dimaksud, kata Karding, adalah strategi politik yang disebut firehose of falsehood yang pernah juga digunakan oleh salah satu kandidat di pemilu Amerika, Brasil, dan Filipina. Strategi itu dengan menebar ketakutan, pesimisme, dan hoax untuk menyerang sang lawan politik.
"Jadi nggak ada kaitannya dengan Rusia-nya. Negara Rusia terlalu besar. Konsultan politik itu nggak boleh direpresentasi sebagai negara Rusia. Terlalu menyederhanakan masalah itu," katanya.
"Iya, nggak ada urusan Rusia. Rusia teman baik kami, jangan salah paham," imbuh Karding.