"Memang sikap agresif dalam suatu kampanye pilpres itu biasa dan bahkan diperlukan. Saya setuju bahwa selama ini Presiden diserang dengan hal-hal yang tidak berdasar, hoax, sehingga kalau diperlukan menyerang agresif ya sangat wajar," kata Bara di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Ia mencontohkan saat Barack Obama ikut dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) untuk kedua kalinya pada 2012. Obama, kata Bara, menyerang penantangnya, Mitt Romney, dari Partai Republikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, perpolitikan Indonesia harus maju. Bara mengatakan masyarakat membutuhkan substansi kompetisi politik yang sehat.
"Saya pikir itu tradisi yang harus dimulai di Indonesia, jangan kita selalu mengedepankan persaudaraan. Karena publik juga harus menonton perdebatan yang sehat. Tapi tentu harus berdasarkan fakta. Itu bagian dari kompetisi politik," ucap Bara.
Pada akhir pekan lalu, Jokowi sempat berkampanye di Jatim dan Jateng. Saat menerima dukungan dari berbagai kelompok, Jokowi menyampaikan pencapaiannya selama memimpin Indonesia hingga menepis berbagai hoax.
Jokowi melemparkan 'peluru' pernyataan yang menjadi counter dari serangan yang kerap menimpa pemerintahannya. Ia menyinggung beberapa pernyataan Prabowo yang menjadi kontroversi, dari prediksi Indonesia bubar, Indonesia dikhawatirkan seperti Haiti, hingga hoax Ratna Sarumpaet.
Dia juga menyebut ada timses yang menggunakan propaganda Rusia. "Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia! Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual," ucap Jokowi. (tsa/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini