AJI Luncurkan Laman Jurnalisme Data

AJI Luncurkan Laman Jurnalisme Data

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Senin, 04 Feb 2019 11:56 WIB
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) luncurkan laman jurnalisme data (Foto: Nur Azizah Rizki Astuti/detikcom)
Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meluncurkan platform atau laman jurnalismedata.id. Laman ini menjadi sarana belajar bagi para jurnalis terkait dengan jurnalisme data.

"AJI cukup lama menyadari bahwa jurnalisme data ini sesuatu yang sangat penting. Jadi karena menyadari kebutuhan bahwa minat untuk belajar jurnalisme data ini sangat tinggi, wartawan yang memerlukan keterampilan ini sangat banyak, dan kita tidak punya banyak uang, kita meluncurkannya secara online, dan bentuknya adalah dalam bentuk jurnalsimedata.id," kata Ketua Umum AJI Abdul Manan di Hotel Mercure, Sabang, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).

Dalam laman jurnalismedata.id, terdapat beberapa fitur utama, di antaranya 'Data' yang berisi data dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan non-pemerintah; 'Tools' yang berisi aplikasi-aplikasi pengolah data; serta 'Belajar' di mana para jurnalis bisa belajar tentang jurnalisme data melalui kelas secara online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, ada fitur 'Webinar' yang berisi tentang jadwal seminar jarak jauh dengan tema berbeda, seperti menambang data serta bagaimana menjadi bagian dari jurnalisme data.

Dalam pembuatan laman jurnalismedata.id, AJI bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Deputi II KSP Yanuar Nugroho menyinggung pentingnya data dalam era keterbukaan informasi.

"Jadi ada kaitan erat keterbukaan informasi itu dengan data. Dan saya kira itu yang sekarang ini kita bicarakan. Kita tidak bicara 'katanya', tidak bicara 'saya dengar', nggak. Data. Mau lawan hoax? Ya itu. Keterbukaan informasi yang bukan pepesan kosong, kebebasan pers yang bukan kebohongan, di mana melawan itu? Data. Di mana sekarang ini the only weapon we have, data," ujar Yanuar dalam kesempatan yang sama.


Menurut Yanuar, media memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan publik melalui berita. Yanuar menilai di situlah pentingnya data dalam jurnalisme.

"Jadi kriteria the good, yang baik untuk media adalah whether the content is civilizing or not. Bukan hanya edukasi. Kuncinya di zaman seperti sekarang ini, kuncinya data," ucapnya.

"Jadi sekali lagi selamat peluncuran jurnalsimedata.id. Mudah-mudahan kita menjadi lebih mendapatkan konteks mengapa ini kita kerjakan. Mengapa di era disrupsi ini data menjadi penting, dan makin penting hakikatnya media itu bukan hanya mengabarkan, memberitakan, tetapi mendidik dan mencerdaskan publik," jelas Yanuar.

Yanuar menuturkan, saat ini pemerintah tengah menginisiasi platform Satu Data Indonesia yang dapat menjadi wadah kumpulan data dari kementerian/lembaga yang bisa diakses secara terbuka oleh publik, termasuk para jurnalis.


"Tugas kami sebagai pemerintah mendorong kementerian agar datanya lebih valid. Kita punya pembina data. Karena data itu bukan hanya statistik. Data statistik pembina datanya BPS, data geospasial pembina datanya BIG. Makin ke sini data itu makin beragam," tuturnya.

Lebih lanjut, Yanuar mengatakan regulasi mengenai Satu Data Indonesia ini tengah digodok oleh pemerintah. Regulasi tersebut akan tertuang dalam peraturan presiden (perpres).

"Perpres tentang Satu Data Indonesia. Perpres itu akan mengatur, bicara mengenai tata kelola data, bagaimana data itu diproduksi oleh kementerian/lembaga. Ada wali data, ada pembina data, kalau ada dispute data, itu akan ada di situ. Ini tidak akan mengurangi peran BPS sama sekali, malah memperkuat. Jadi perpres ini adalah perpres mengenai tata kelola data, gimana data diproduksi, bagaimana divalidasi, dipastikan akurat dan diseminasi," jelasnya. (azr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads