Sarmin mengatakan limpasan air di Gunung Bromo biasa terjadi saat turun hujan dengan intensitas cukup tinggi. Limpasan air muncul disebabkan debit besar yang berasal dari bukit Widodaren dan Gunung Batok.
"Memang bisa disebut banjir, tapi aliran airnya itu hanya lewat. Biasanya 2-3 jam saja. Setelahnya mengering kembali seperti semula," jelas Sarmin saat dihubungi, Sabtu (2/2/2019).
Dia mengatakan limpasan air itu akan mengalir ke arah lautan pasir Gunung Bromo, yang merupakan titik terendah di area objek wisata setempat. Kemudian air tersebut akan mengalir ke sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas, banjir ini sudah biasa terjadi, dan lokasinya tak hanya di satu titik. Tapi yang sering dijumpai ya di sekitar arah menuju Pakis Bincil atau pasir berbisik," katanya.
Sarmin juga menyebut, ada beberapa foto banjir Gunung Bromo yang tersebar di media sosial merupakan foto lama dan terjadi bukan pada 25 Januari 2019. Sarmin mengatakan peristiwa munculnya limpasan air di Gunung Bromo ini tidak mempengaruhi animo wisatawan.
"Ada foto lama diunggah lagi, itu yang ada beberapa mobil jip seperti seolah-olah turun dari Penanjakan dan di depannya ada banjir," ucapnya. (jbr/jbr)