"Ini kan menunjukkan bahwa pemerintah memang kalau mengambil kebijakan tidak pakai perencanaan, makanya jangan grasa-grusu gitu," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade kepada wartawan, Jumat (1/2/2019).
Andre tak heran imbauan Imam Nahrawi itu menimbulkan kontroversi di publik. Sebab, kata dia, patut diduga imbauan itu demi kepentingan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton video: Soal Wacana Nyanyikan ''Indonesia Raya'' di Bioskop, Boy William: Good!
Menurut dia, kubu Jokowi tahu pemilih milenial yang suka ke bioskop merupakan pendukung Prabowo-Sandiaga. Andre pun menyebut pemutaran 'Indonesia Raya' demi memperkukuh nasionalisme hanya dalih.
"Mereka ini tahu soalnya kaum milenial yang suka nonton bioskop itu pendukung Prabowo-Sandi. Jadi mereka berusaha menggaet para milenial. Ini ya, salah satu effort mereka. Makanya kan banyak yang resisten," tuturnya.
Surat imbauan pemutaran 'Indonesia Raya' itu diteken Menpora Imam Nahrawi di Jakarta pada Rabu, 30 Januari 2019. Surat ditembuskan kepada Menko PMK, Menkominfo, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif.
Hari ini, surat itu dinyatakan dicabut. Pencabutan imbauan ini berdasarkan sejumlah pertimbangan dan penolakan dari sejumlah pihak.
"Alhamdulillah, surat imbauan ttg menyanyikan lagu Indonesia Raya di setiap jelang pemutaran film di bioskop sudah dicabut. Hal itu atas dasar berbagai pertimbangan dan juga krn resistensi dan kegaduhannya yang sangat tinggi. Mohon maaf. Wass," kata Sesmenpora Gatot S Dewa Broto lewat akun Twitter-nya @gsdewabroto.
(tsa/mae)