"Jadi semua data terkait kebencanaan masuk ke Inarisk. Ini menjadi tujuan kita membuat early warning (peringatan dini)," kata Deputi 1 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja, kepada wartawan saat konferensi pers di aula gedung BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019).
Wisnu mengatakan Inarisk adalah bentuk peringatan dini yang menggunakan data BMKG. Menurutnya, aplikasi ini mudah dilakukan dan bisa membantu masyarakat memahami bahaya bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu menjelaskan peringatan dini yang ada di Inarisk sudah mencakup 10 macam bencana. Ke depan, mitigasi berbasis aplikasi ini akan dikembangkan lagi sampai ke jumlah sekolah dan jumlah rumah yang terdampak untuk lebih mempermudah.
"Sehingga ketika terjadi bencana akan mudah kita mengambil keputusan, di mana Anda buka aplikasi Inarisk, Anda dapat tahu ancaman bencana yang ada di lokasi itu," tutur Wisnu.
Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan Indonesia akan menghadapi 2.500 ancaman bencana pada 2019.
"Jadi 2019 itu saya sudah katakan diprediksi ada lebih 2.500 kejadian bencana yang ada di Indonesia, baik kecil maupun besar. Itu berdasarkan data histori yang ada," ungkap Sutopo.
Simak juga video 'BNPB Kucurkan Rp 1,1 Miliar untuk Korban Banjir Sulsel:
(nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini