Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga bidang ekonomi, M Kholid, mengatakan utang biasa menjadi isu di banyak negara setiap pemilu. Sebab, hal itu menyangkut arah kebijakan fiskal dari masing-masing kandidat.
"Di banyak negara, perdebatan terkait utang biasa saja terjadi di saat pemilu. Karena ini menyangkut arah kebijakan fiskal dari masing-masing kandidat yang akan memimpin," ujar Kholid kepada wartawan, Kamis (31/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kholid mencontohkan negara-negara di Eropa. Di sana, perdebatan perdebatan apakah profiskal ekspansif/budget deficit (utang tambah besar) atau fiscal austerity atau kebijakan pengurangan utang/penghematan kerap dibahas.
"Pemilu Malaysia kemarin, Tun Mahathir dengan Pakatan Harapan mengalahkan Mantan PM Najib dari Barisan Nasional salah satu isunya kan tentang tingginya utang negara di era Najib. Jadi utang negara ini isu substantif kok untuk diperdebatkan dan dikontestasikan gagasannya di saat pemilu. Karena baik-buruknya pengelolaan keuangan negara menyangkut hajat hidup orang banyak," tuturnya.
Politikus PKS itu pun menilai memang sudah seharusnya utang menjadi isu politik yang harus 'digoreng'. Mengingat hal itu menyangkut pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.
"Justru isu utang ini penting jadi bahan diskursus publik. Karena ini menyangkut pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara. Isu utang negara ini terkait dengan keadilan ekonomi antar generasi. Jangan sampai utang ini menjadi beban masa depan generasi berikutnya," kata Kholid.
Sebelumnya, Chatib Basri mengatakan isu utang hanya ramai dibahas di Indonesia. Menurut Menteri Keuangan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, isu serupa tidak ramai dibahas di negara lain.
"Negara lain nggak, di sini saja," kata Chatib dalam Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont.
Saksikan juga video 'Mantan Menkeu Sebut Utang di Rezim Jokowi Nggak Jelas!':
(mae/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini